siklus ekonomi indonesia
PENGANTAR ILMU EKONOMI
SIKLUS EKONOMI INDONESIA
OLEH :
AHMAD SUMARSONO
E10015112
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakanga
Perekonomian yang ideal adalah perekonomian yang terus menerus bertumbuh,
tanpa satu tahun atau bahkan satu triwulan pun mengalami penurunan. Pertumbuhan
tersebut disertai stabilitas harga dan kesempatan kerja yang terbuka luas
neraca perdagangan dan neraca pembayaran pun mengalami surplus yang baik.
Perekonomian seperti ini dipercaya akan mampu memberikan kemakmuran dan
keadilan bagi rakyatnya dari generasi ke generasi.
Sayangnya, perekonomian tersebut diatas hanya ada di dunia khayal. Dalam
dunia nyata, perekonomian umumnya mengalami gelombang pasang surut. Gelombang
naik turun tersebut relatif teratur dan terjadi berulang-ulang dengan rentang
waktu yang bervariasi. Ada yang berdurasi pendek, panjang dan sangat panjang.
Dalam ilmu ekonomi, gerak naik turun tersebut dikenal dengan siklus
ekonomi (business cycle)
Kegiatan dalam perekonomian berfluktuasi dari tahun ke tahun. Selain
itu juga dalam perekonomian mempunyai siklus ekonomi. Di era modernisasi ini
produksi barang dan jasa meningkat oleh karena itu berpengaruh juga semakin
meningkatnya jumlah tenaga kerja, meningkatnya jumlah modal dan berbagai
kemajuan teknologi. Pertumbuhan ekonomi ini membuat semua orang dapat hidup
dengan standar yang lebih tinggi. Pada saat itu perusahan gagal menjual seluruh
barang dan jasa yang harus mereka tawarkan, sehingga produksi harus dikurangi.
Dampaknya, para pekerja dirumahkan, angka pengangguran meningkat, dan
pabrik-pabrik terpaksa berhenti beroperasi
1. 2 TUJUAN
a. Mengetahui
anatomi siklus ekonomi
b. Mengetahui
durasi siklus dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
c. Siklus
Ekonomi, kesempatan kerja dan inflasi
d. Mengetahui
pengelolaan Siklus Ekonomi dan Siklus Ekonomi di Indonesia
BAB II
LANDASAN
TEORI
Perekonomian
yang ideal adalah perekonomian yang terus-menerus bertumbuh, tanpa satu tahun
atau bahkan satu triwulan pun mengalami penurunan. Pertumbuhan tersebut
stabilitas harga dan kesempatan kerja yang terbuka luas. Neraca perdagangan dan
neraca pembayaran pun mengalami surplus yang baik. Perekonomian seperti ini
dipercaya akan mampu memberikan kemakmuran dan keadilan bagi rakyatnya dari
generasi ke generasi.
Sayangnya,
perekonomian tersebut diatas hanya ada di dunia khayal. Dalam dunia nyata,
perekonomian umumnya mengalami gelombang pasang surut, setidak – tidaknya
dilihat dari tingkat output dan harga. Gelombang naik – turun tersebut relatif
teratur dan terjadi berulang – ulang dengan rentang waktu yang bervariasi. Ada
yang berdurasi pendek (bulanan atau tahunan), panjang (belasan tahun), dan
sangat panjang (puluhan tahun). Dalam ilmu ekonomi, gerak naik – turun tersebut
dikenal sebagai siklus ekonomi.
Sekalipun
gerak naik – turun tersebut bersifat teratur, tidak jarang terjadi penyimpangan
pola yang berdampak buruk. Depresi besar yang dialami negara – negara kapitalis
selama 1929 – 1933 merupakan kenangan pahit. Masa itu, output ekonomi berkurang
drastis, sementara tingkat pengangguran mencapai lebih besar daripada 23%
angkatan kerja. Demikian juga dengan krisi ekonomi yang dialami Indonesia,
terutama sejak tahun 1998. Sampai tahun 2000, krisis tersebut belum
terselesaikan. Jumlah rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan bertambah
banyak, sementara output perekonomian pernah mengalami kontraksi (pertumbuhan
ekonomi negatif) sebesar 13% di tahun 1998. Itulah sebabnya siklus ekonomi amat
penting dan juga menarik untuk dibahas secara khusus.
Pertengahan abad XIX, John Stuart Mill,
dalam Principles of Political
Economy (1848) mengungkapkan
tentang adanya krisis krisis komersial (commercial crisis) yang muncul
secara periodik. Dalam tahun yang sama, Marx dan Engels di Communist Manifesto (1848) juga menyatakan krisis
komersial yang dialami secara berulang-ulang dan periodik sebagai salah satu
ciri pokok sistem kapitalis.
Kemudian dalam bagian kedua abad
XIX Clement Juglar (ilmuwan bangsa Perancis) membeberkan secara empiris
sistematis sifat dan corak krisis komersial yang berulang secara periodik.
Juglar adalah pengarang pertama kali yang menggunakan istilah siklus (cycle)
dengan menonjolkan perkiraan-perkiraan lamanya masa waktu menaik dan menurunnya
kegiatan ekonomi di antara peristiwa dua krisis. Dengan kata lain,
ditunjukkannya panjang-pendeknya gelombang suatu siklus kegiatan ekonomi: dari
titik terendah sampai titik terendah berikutnya.
Clement Juglar harus dianggap pakar
perintis yang meletakkan dasar pengembangan teori siklus ekonomi selanjutnya.
Kemudian lama tidak ada pemikiran baru, setelahnya akhir abad XIX awal abad XX
muncul pemikiran Tugan-Baranowski (ekonom dari Rusia) yang menyajikan kerangka
analisis dan dasar teori sebagai landasan pemikiran modern ilmu siklus ekonomi.
Juglar dan Tugan-Baranowski adalah dua pakar ekonomi yang pemikirannya
mengawali perkembangan teori siklus ekonomi, yang selama bagian pertama
abad XX dikembangkan, dipaparkan sejumlah tokoh pemikir lain diantaranya:
Arthur Spiethof (Jerman), Albert Aftalion (Perancis), Joseph Schumpeter
(Austria), Wesley Mitchell (Amerika), Gottfried von Haberler (Jerman),
Friederich von Hayek (Austria).
BAB III
PEMBAHASAN
Siklus ekonomi adalah periode yang terulang secara teratur dalam
pengembangan sebuah pasar perekonomian. Keseluruhan trend dari pertumbuhan
ekonomi disertai dengan adanya fluktuasi secara periodik dalam aktivitas
perekonomian, yaitu : kemunduran dan perluasan yang terjadi secara silih
berganti pada produksi, investasi, peningkatan dan penurunan pada level
pendapatan, ketenagakerjaan, harga-harga, suku bunga dan rate pada sekuritas.
Siklus aktivitas ekonomi meliputi 4 fase berikut : Ekspansi, Peak, Resesi dan
bottom. Berikut adalah penjelasan mengenai 4 fase tersebut :
Ekspansi
Setelah mencapai titik terendah pada sebuah siklus ada sebuah fase
pemulihan, yang ditandai dengan adanya pertumbuhan lapangan kerja dan produksi.
Banyak ekonom yang mempercayai bahwa tahapan ini memiliki tingkat inflasi yang
rendah hingga perekonomian mulai beroperasi pada kapasitas penuh atau, dengan
kata lain hingga perekonomian mencapai tahapan peak.
Peak
Sebuah peak, atau puncak dari siklus bisnis, adalah titik tertinggi pada
suatu pemulihan perekonomian. Pada titik ini, pengangguran mencapai titik
terendah atau bahkan tidak ada sama sekali dan perekonomian berjalan dengan
muatan maksimal (atau hampir), dimana seluruh modal dan sumber daya tenaga
kerja pada negara tersebut terlibat dalam produksi. Biasanya, meski tidak
selalu, selama terjadinya tahapan peak, tekanan inflasi meningkat.
Resesi
`Resesi adalah suatu periode pengurangan output dan aktivitas bisnis.
Sebagai akibat dari pasar yang mengalami penurunan, yang biasanya ditandai
dengan meningkatnya pengangguran. Kebanyakan ekonom mempercayai bahwa
kemerosotan perekonomian atau resesi hanyalah sebuah penurunan dalam aktivitas
bisnis, yang berlangsung setidaknya selama enam bulan.
Bottom
Bottom pada siklus perekonomian adalah titik terendah pada produksi dan
ketenagakerjaan. Dipercaya bahwa sampainya level/tahapan bottom memprediksikan
bahwa akhir dari resesi pada tahapan pada siklus ini tidaklah lama. Namun
sejarah mengetahui dan memprotes aturan ini. Depresi terbesar pada tahun 1930
bertahan hingga hampir 10 tahun lamanya.
Long Cycle adalah siklus perekonomian dengan jangka waktu lebih
dari 10 tahun.
Aktivitas siklus perekonomian bervariasi dan berbeda-beda durasinya, yaitu
durasi pada fase individual, ketinggian maksimal dan kedalaman maksimal. Saat
ini, meredakan fluktuasi siklus dan aktivitas bisnis menjadi perhatian,
sehingga jarak antara krisis satu dengan yang berikutnya menjadi lebih lama,
tingkat kedalaman dan kekuatan destruktifnya pun menjadi lebih berkurang.
Kebanyakan, suatu krisis digantikan oleh resesi-dalam bentuk yang lebih ringan.
Meskipun ada anggapan bahwa perubahan dalam kegiatan bisnis secara langsung
maupun tidak langsung berkaitan dengan siklus ekonomi, namun juga ada beberapa
faktor lain yang mempengaruhi ekonomi. Yang paling penting diantara
faktor-faktor tersebut adalah fluktuasi musiman, dan trend jangka panjang.
Pengaruh dari variasi-variasi musiman dapat diamati pada waktu-waktu
tertentu dalam satu tahun. Pada perdagangan retai terjadi peningkatan yang
dramatis. Pada industri lain, seperti agrikultur, konstruksi dan industri
mobil, juga ada variasi-variasi musiman.
Siklus ekonomi sering di asosiasikan dengan perubahan-perubahan pada volume
output. Banyak ekonomis yang mempercayai bahwa output tersebut biasanya diukur
dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau gross domestic product (GDP) dan
indikator yang paling dapat diandalkan pada perekonomian. Penting untuk diingat
bahwa siklus ekonomi pada fase recovery, bukanlah peningkatan pada GDP, namun
merupakan langkah dari peningkatan ini. Nilai negatif pada tingkat pertumbuhan
selama suatu periode waktu tertentu, biasanya selama 6 bulan atau lebih, dapat
dianggap sebagai sebuah tanda penurunan pada suatu perekonomian. Sebaliknya,
tingginya tingkat pertumbuhan secara konsisten dari bulan ke bulan, menunjukkan
bahwa perekonomian tersebut saat ini sedang booming.
Aktivitas siklus ekonomi berkaitan siklus perekonomian kecil dalam 10
tahun, yang berkembang sebagai latar belakang dari perkembangan sebuah siklus
perekonomian besar hingga 50-60 tahun. Siklus perekonomian yang besar
diperkenalkan oleh ekonomis Rusia, Kondratyev. Siklus perekonomian ini meliputi
fluktuasi kenaikan dan penurunan pada kondisi ekonomi, dimana masing-masing
bertahan hingga 30 tahun lebih. Siklus perekonomian besar berdasar pada
perubahan revolusioner pada teknologi, desain dan produksi barang-barang
kebutuhan. Transisi menuju masyarakat pasca-industri di negara-negara
berkembang bertepatan dengan gelombang kelima terpanjang pada siklus
Kondratyev. Permulaan fase naik dikaitkan dengan restrukturisasi perekonomian
berdasarkan pada teknologi-teknologi high-profile dan science-intensive.
1. Anatomi Siklus Ekonomi
Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik – turun aktivitas
ekonomi, yang terdiri atas empat elemen :
a. Gerakan Menaik
Pemulihan ekonomi ditandai dengan gerakan perekonomian yang menaik. Kadang
– kadang gerakan menaik ini disebut juga ekspansi bila gerakan menaik ini
terjadi selama minimal dua triwulan berturut – turut.
b. Titik puncak atau kulminasi
Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi selamanya, suatu ketika gerakan menaik
ini mencapai titik tertinggi. Titik ini disebut titik puncak atau kulminasi.
Setelah mencapai titik kulminasi, perekonomian akan mengalami penurunan
kembali.
c. Gerakan menurun
Yang dimaksud dengan gerak menurun adalah menurunnya output yang dilihat
dari menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Kadang – kadang gerakan penurunan
ini disebut resesi, bila terjadi selama minimal dua triwulan berturut – turut.
d. Titik terendah atau nadir
Gerakan menurun akan berlanjut hingga mencapai titik yang paling rendah,
yang disebut titik nadir. Setelah mencapai titik nadir, perekonomian akan pulih
kembali dilihat dari adanya gerakan menaik.
2. Durasi Siklus dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya
Waktu yang dibutuhkan dalam pergerakan satu siklus telah lama menjadi
pengamatan para ahli ekonomi. Mereka menemukan beberapa variasi siklus.
a. Siklus jangka pendek (Kitchin
Cycle)
Durasi siklus jangka pendek sekitar 40 bulan. Pola siklus ini ditemukan
oleh Joseph Kitchin (1923). Itulah sebabnya siklus ini dinamakan siklus Kitchin
(Kitchin cycle). Faktor – faktor yang diduga mempengaruhi siklus jangka pendek
adalah pengaruh alamiah dan adat – istiadat atau kebiasaan.
Yang termasuk pengaruh alamiah antara lain siklus iklim, pengaruh sinar
matahari, curah hujan, kekuatan angin dan gelombang laut. Kekuatan alamiah ini
mempengaruhi aktvitas ekonomi, misalnya di Indonesia kegiatan penanaman padi
akan memuncak pada musim penghujan. Sedangkan kegiatan kostruksi, entah untuk
dijual lagi ataupun digunakan sendiri, aktivitasnya meningkat dimusim kemarau.
b. Siklus jangka menengah (Juglar
Cycle)
Durasi siklus jangka menengah adalah berkisar 7-11 tahun. Pola siklus ini
pertama kali ditemukan oleh Clement Jugalar (1860) ekonomi inggris, William
Stanley Jevon. Menurutnya siklus ekonomi di bumi dipengaruhi oleh factor
eksternal yaitu siklus bintik matahari (sunspot) yang berdaur ulang 11 tahun sekali.
Aktivitas bintik matahari tersebut menurut jevon, akan mempengaruhi siklus
iklim cuaca. Selanjutnya siklus iklim cuaca akan mempengaruhi output
perekonomian, yang muaranya mempengaruhi output perekonomian nasional.
c. Siklus jangka panjang (Kondratief
Cycle)
Pola siklus jangka panjang pertama kali ditemukan oleh Nikolai D.
Kondratief (1925). Durasi siklusnya berkisar 48-60 tahun. Salah satu factor
yang berada dibelakang siklus jangka panjang adalah ditemukan dan diterapkannya
teknologi baru.
3. Siklus Ekonomi, kesempatan kerja dan
inflasi
a.
Siklus ekonomi dan kesempatan kerja
Secara umum ada hubungan positif antara tingkat output dengan kesempatan
kerja, terutama bila analisanya jangka pendek. Sebab, dalam jangka pendek
teknologi dianggap konstan, barang modal merupakan input tetap. Sedangkan yang
dianggap variabel adalah tenaga kerja. Karenanya pengaruh siklus sangat terasa
bagi kesempatan kerja. Gerak menaik akan meningkatkan kesempatan kerja, yang
berarti menurunkan tingkat pengangguran, sementara gerak menurun akan
mengurangi kesempatan kerja, yang berarti meningkatkan angka pengangguran.
b. Siklus ekonomi dan inflasi
Jika output riil lebih kecil dari output natural , inflasi cenderung
menurun dan begitu pula sebaliknya jika output riil lebih besar dari output
natural maka inflasi cenderung meningkat. Karenanya pengaruh siklus sangat
berpengaruh terhadap inflasi.
4. Pengelolaan Siklus Ekonomi
Karena siklus ekonomi tidak terhindari, yang dapat dilakukan adalah
mengelolah siklus agar dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin,
sementara pola siklus diusahakan stabil meningkat. Dalam arti, simpangan gerak
naik – turun output diusahakan tidak terlalu lebar, sementara kecenderungan
output jangka panjang terus meningkat.
a. Kebijakan jangka pendek
Target utama jangka pendek adalah mengatasi perbedaan output riil dengan
output natural.
b. Kebijakan jangka panjang
Target yang ingin dicapai dalam janka panjang, selain memperkecil simpangan
tingkat pertumbuhan ekonomi, juga pencapaian pertumbuhan yang tinggi. Sebab,
simpangan yang kecil tidak banyak artinya jika perekonomian bertumbuh lamban.
5. Siklus Ekonomi Indonesia
a. Periode 1969-1995
1. Indikator PDB Rill
Pada tahun 1969-1994 terus mengalami pertumbuhan, dalam arti selama PJP I
tak sekalipun perekonomian Indonesia mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif).
Kondisi paling buruk yang dialami hanyalah pertumbuhan seperti di tahun 1982
(2,3% pertahun) atau 1985 (2,4% per tahun).
2. Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat fluktuatif disebabkan perekonomian
Indonesia sangat tergantung pada kondisi eksternal. Misalnya pertumbuhan
ekonomi yang tinggi selama periode 1970-an, khususnya 1971-1973 disebabkan
membubungnya harga minyak bumi, yang meningkatkan penerimaan ekspor migas.
Minyak inilah yang dimanfaatkan pemerintah untuk meningkatkan APBN, selama PJP1
merupakan salah satu mesin utama pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi yang rendah, terutama pada periode 1982,
disebabkan perekonomian dunia mengalami resesi. Melemahnya perekonomian dunia
bermakna melemahnya permintaan terhadap ekspor Indonesia, yang pada gilirannya
akan melemahkan kemampuan Indonesia mengimpor bahan baku dan barang modal guna
meningkatkan produksi.
b. Krisis Ekonomi 1998
Krisis ekonomi Indonesia merupakan konsekuensi dari mekanisme pasar yang
ditempuh pemerintah. Risiko dari mekanisme pasar adalah kegagalan pasar, yang
disebabkan ketidaksempurnaan informasi atau penyimpangan moral para pelaku
ekonomi.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dalam penjelasan dapat kami simpulkan bahwa siklus ekonomi adalah merupakan
fluktuasi atau pasang surut ekonomi yang melanda produksi nasional, pendapatan,
inflasi dan kesempatan kerja yang ditandai dengan adanya konstraksi dan
ekspansi diseluruh sektor ekonomi. Maka dari itu dengan adanya gerakan pasang
surutnya kegiatan ekonomi ini, memicu perubahan kurva permintaan dan penawaran
agregat yang berpengaruh terhadap kebutuhan makro ekonomi.
4.2 Saran
Semoga kedepannya siklus ekonomi
yang ada di indonesia tetap stabil sehingga tidak ada kesenjangan ekonomi yang
ada di negara kita ini
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, Georgy
N., Macroeconomics (4th ed). New York, N.Y.:
Worth Pub., 1997
McEachern,
William A. Ekonomi Makro, Singapore, 2000
Rahardja,
Pratama dan Mandala Manurung., Teori Ekonomi Makro. Jakarta, 2005
images.ferdy21.multiply.multiplycontent.com
Comments
Post a Comment