TEKNOLOGI TANAMAN PAKAN


Pertanyaan
1.      Apa arti teknologi ?
2.      Apa arti pakan hijauan ?
3.      Apa saja metode yang digunakan dalam teknologi pengolahan hijauan pakan ?
4.      Faktor apa saja yang mempengaruhi teknologi pengolahan hijauan pakan ?
5.      Apa ruang lingkup dari teknologi pengolahan hijauan pakan ?
6.      Apa tujuan teknologi pengolahan hijauan pakan digunakan ?
7.      Apa manfaat dari teknologi pengolahan hijauan pakan ?
8.      Kapan teknologi pengolahan hijauan pakan diimplementasikan ?
9.      Apakah teknologi pengolahan hijauan pakan bisa kita aplikasikan dilingkungan kita ?
10.  Bagaimana cara mengaplikasikan teknologi hijauan pakan ?


JAWABAN
1.      Pengertian teknologi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) teknologi/tek·no·lo·gi/ /téknologi/ n1 metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan; 2 keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia;
Teknologi merupakan semua tindakan yang merubah prilaku dan aktivitas seseorang atau kelompok. Menurut Wikipedia, teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Teknologi juga dapat di artikan sebagai sebuah pengetahuan yang ditujukan untuk menciptakan alat, tindakan pengolahan dan ekstraksi benda. Istilah teknologi telah dikenal secara luas dan setiap orang memiliki cara mereka sendiri memahami pengertian teknologi. Teknologi digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan kita sehari-hari, secara singkatkita bisa menggambarkan teknologi sebagai produk, proses atau organisasi, selain itu, teknologi digunakan untuk memperluas kemampuan kita dan yang membuat orang-orang sebagai bagian paling penting dari setiap sitem teknologi.
Menurut Hermawan dan Utomo (2013), 62% peternak sapi menyatakan bahwa penyediaan hijauan pakan merupakan faktor pembatas usahatani ternak sapi.
2.      Pengertian pakan hijauan
Hijauan adalah bagian tumbuhan (terutama daun dan batang ) yang dijadikan pakan bagi hewan. Hijauan dapat di tanam di ladang dan hewan dibiarkan merumput (forage dalam bahasa inggris), atau dipangkas kemudian diberikan sebagai sumber pakan herbivora (fodder) dalam bahasa indonesia keduanya tidak dibedakan secara jelas. (Wikipedia).
Pakan adalah makanan/asupan yang diberikan kepada hewanternak (peliharaan). Istilah ini diadopsi dari bahasa Jawa. Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan dan kehidupan makhluk hidup. Zat yang terpenting dalam pakan adalah protein. Pakan berkualitas adalah pakan yang kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitaminnya seimbang. ( Wikipedia ).
Menurut Femi H. Elly, dkk ( 2013 ) Hijauan makanan ternak (forage) merupakan bahan makanan atau pakan utama bagi kehidupan ternak serta merupakan dasar dalam usaha pengembangan peternakan. Untuk meningkatkan produktivitas ternak, salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah penyediaan pakan sepanjang tahun baik kualitas dan kuantitas yang cukup. Upaya tersebut dapat dilakukan agar pemenuhan kebutuhan zat-zat makanan ternak untuk mempertahankan kelestarian hidup dan keutuhan alat tubuh ternak (kebutuhan hidup pokok) dan tujuan produksi (kebutuhan produksi) dapat berkesinambungan.
3.      Metode yang Digunakan dalam Teknologi Pengolahan Hijauan Pakan
Ada beberapa metode yang digunakan dalam pengolahan hijauan pakan ternak menurut Pawere dan Sonbait( 2016 ), diantaranya adalah sebagai berikut :
A.    Pembuatan demplot rumput Pennisetum Purpurem  
 Pada umumnya peternak tidak memiliki kebun hijauan makanan ternak (HMT). Padahal kebun HMT sangat penting sekali untuk ketersediaan pakan bagi ternak sepanjang hidupnya. Kegiatan penyuluhan dan demonstrasi tentang pembuatan demplot HMT sangat disukai oleh peternak. Para peternak sangat tertarik dengan materi yang disampaikan. Mereka menyadari bahwa pembuatan kebun HMT sangat bermanfaat sekali. Setelah penyampaian materi dilanjutkan dengan kegiatan demonstrasi ploting (demplot). Pembuatan demplot berlangsung selama 2 hari. Pada hari kedua langsung dilakukan penanaman rumput gajah dengan jarak tanam 30x30cm. Para peternak telah memahami cara pembuatan demplot HMT karena mereka diberikan kesempatan secara langsung untuk membuat demplot HMT.
B.     Pemanfaatan Limbah Biogas
 Junus etal.,(1997) menyatakan bahwa sludge yang dihasilkan dari pembuatan biogas memiliki kandungan protein 11,46% dan mineral 45,02%, C/N ratio biogas adalah 13/1 sangat  sesuai dengan tanah pertanian. Berarti limbah biogas dapat dimanfaatkan untuk budidaya rumput gajah. Percobaan penggunaan limbah biogas sebagai pupuk organik ternyata menunjukan hasil produksi rumput gajah yang sangat baik bila dibandingkan dengan rumput gajah yang dipupuk dengan  urea. Secara  visual,  rumput gajah hasil pemupukan dengan biogas memiliki daun yang lebih hijau dan lebar dibandingkan dengan rumput gajah yang dipupuk dengan urea. Secara ekonomi, pemupukan dengan menggunakan limbah biogas lebih hemat biaya bahkan limbah biogas tersebut tidak dibeli hanya diberikan cuma-cuma oleh pemiliknya. Peternak sekarang tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli pupuk urea lagi. Mereka sekarang menggunakan limbah biogas. Pemilik limbah biogas sekarang merasa senang karena limbah biogas tidak menjadi masalah bagi lingkungan tempat tinggalnya.
a)      Pembuatan Silase
Bahan Silase berasal dari rumput gajah yang diperoleh dari kebun HMT yang dibuat dengan pemupukan menggunakan limbah biogas.  Pembuatan silase dengan metode pemotongan dan pelayuan yaitu hijauan sebelum dipotong-potong berukuran 3-5 cm terlebih dahulu dilayukan selama dua hari (kandungan bahan kering 40%-50%). Kemudian, potongan rumput itu dimasukan ke dalam plastik polibag (berfungsi sebagai silo) berukuran besar dan dipadatkan dengan cara diinjak kemudian plastik polibag ditutup rapat dengan cara plastik tersebut diikat sehingga tidak ada oksigen yang masuk. Setelah itu dimasukan ke dalam sebuah ember besar berfungsi sebagai tempat untuk melindungi silase dari serangan hama tikus. Lalu disimpan di gudang dengan suhu 27C hingga 35C.
Jerami padi yang tidak dimanfaatkan oleh manusia dapat dijadikan pakan bagi ternak sapi. Salah satu caranya adalah meningkatkan kualitas gizinya dengan cara menambahkan urea sebanyak 4kg untuk 100kg jerami.Proses amoniasi berlangsung selama 7 hari.
b)      Pembuatan Amoniasi
Percobaan pemberian amoniasi kepada ternak sapi kurang memuaskan. Karena amoniase yang diberikan hanya dikonsumsi sebagian saja. Hal ini diduga karena amoniasi kurang palatable bagi ternak sapi. Pakan hijauan juga masih tersedia cukup banyak (melimpah ruah) sehingga amoniase menjadi alternatif pilihan terakhir bagi ternak sapi. Bagi para peternak pengetahuan pembuatan amoniasi sangat bermanfaat pada saat kekurangan pakan atau musim kemarau dimana pakan sangat sulit diperoleh maka amoniasi dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif.
c)      Pembuatan Hay
Bahan dasar pembuatan hay adalah jerami kering. Jerami padi yang tidak terpakai tersebut dikeringkan di bawah sinar matahari sampai kering dengan kadar sekitar 20%-30%, sehingga hijauan yang berlebihan dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan pakan saat musim kemarau. Kami juga mengajarkan pada peternak bahwa selain jerami padi, rumput pakan ternak juga dapat dibuat jadi hay. Misalnya rumput gajah, rumput raja, rumput sorgum, dan lain-lain. Percobaan pemberian hay kepada ternak sapi dilakukan bersama-sama dengan peternak. Ternak sapi kurang menyukai hay tersebut. Hal ini diduga karena tidak ada masa adaptasi pemberian pakan. Selain karena rumput pakan ternak masih banyak tersedia di alam, sehingga hay tersebut menjadi pakan alternative bagi sapi di saat kesulitan pakan. Para peternak sangat berterimakasih terhadap kegiatan pembuatan hay. Mereka sudah mengetahui alternatif pemberian pakan bagi ternak sapi mereka di saat kesulitan pakan.
4.      Faktor yang Mempengaruhi Teknologi Pengolahan Hijauan Pakan
·         Bahan yang digunakan
·         Proses pengolahan
·         Alat-alat yang digunakan
·         Tempat pengawetan
·         Cara pemberiannya pada ternak

5.      Ruang lingkup teknologi pengolahan hijauan pakan
Ruang lingkup dari teknologi pengolahan hijauan yaitu bagaimana cara mengelola hijauan ternak pada saat masa panen, sehingga dapat diolah menjadi pakan ternak yang tetap terjaga kualitasnya, sehingga dapat digunakan pada saat musim kemararau. Mengetahui jenis hijauan yang dapat digunakan misalnya dalam pembuatan hay, silase, amoniasi, atau fermentasi.
6.      Tujuan teknologi pengolahan hijauan pakan
·         Mengerti dan menguasai pola hijauan pakan
·         Mengetahui teknik pengolahan bahan pakan
·         Mengetahui bagaimana mekanisme teknik pengolahan bahan makanan
·         Mengetahui bagaimana Jenis Perlakuan dalam Pengolahan pakan
·         Mengetahui bagaimana perubahan akibat perlakuan dalam pengolahan pakan dan berbagai perubahan yang mungkin terjadi pada komponen makro.
Menurut I Putu Juni Karnawan dkk ( 2017 ),Tujuan teknologi pengolahan hijauan pakan agar pakan ternak lebih memiliki nutrisi dan pakan ternak dapat disimpan dan juga untuk penggati pakan ternak hujauan.
7.      Manfaat teknologi pengolahan hijauan pakan
·         meningkatkan kualitas bahan pakan
·         memudahkan penyimpanan pakan
·         meningkatkan palatibilitas
·         meningkatkan efisiensi pakan
·         memudahkan penanganan pencampuran pada pembuatan pakan jadi

8.      Implementasi teknologi hijauan pakan
Musim penghujan merupakan musim yang kaya akan hijauan pakan dan bahkan sering kali produksinya melebihi dari kebutuhan, sedangkan pada musim kemarau merupakan musim paceklik atau miskin hijauan sehingga seringkali hijauan yang ada mempunyai kualitas yang rendah. Sehingga penyediaan pakan ternak yang berkualitas tidak dapat mencukupi kebutuhan sepanjang tahun apabila tidak diatasi dengan pengawetan (pengolahan) serta penyimpanan hijauan secara baik. Namun, sampai saat ini cara-cara untuk mengatasi kekurangan penyediaan pakan ternak tersebut masih dalam jumlah yang sangat terbatas terutama bagi peternak. hal ini dapat disebabkan berbagai faktor penghambat diantaranya adalah terbatasnya modal, lahan serta tingkat pengetahuan yang dimiliki. Kekurangan persediaan pakan terutama hijauan pada musim kemarau akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi peternak karena pada umumnya ternak menjadi kurus, produksi susu turun, kegagalan reproduksi dan lain-lain. Untuk menghindari masa-masa kritis dalam penyediaan pakan hijauan ini, dapat ditempuh beberapa alternatif antara lain adalah :
·         Menanam lebih dari satu jenis hijauan, sebab setiap jenis hijauan akan meng-alami puncak produksi yang berlainan. Apabila pengaturan penanaman dilakukan dengan tepat, maka kekurangan hijauan dalam batas-batas tertentu dapat diatasi.
·         Menjaga kesuburan tanah secara maksimal guna meningkatkan puncak produksi.
·         Mengawetkan atau mengolah hijauan yang berlebihan pada musim hujan dan diberikan pada musim kemarau, yaitu dalam bentuk silase, hay maupun jerami olahan.

9.      Apakah teknologi pengolahan hijauan pakan bisa kita aplikasikan dilingkungan kita ?
Di Indonesia dengan kondisi iklim dan tanah yang subur membuat peternak tidak pernah memikirkan dan merencanakan penyediaan pakan hijauan yang cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Sebagian besar peternak umumnya belum memiliki lahan yang cukup untuk budidaya hijauan, bahkan ada yang tidak memiliki lahan kebun rumput. Keterbatasan lahan untuk penanaman hijauan merupakan kendala bagi peternak. Di samping itu para peternak belum mengupayakan lahan kebun rumputnya dikelola secara baik dan efektif sehingga produktivitasnya belum optimal.Produksi rumput dari kebun rumput bila dipelihara secara optimum pada bulan basah akan menghasilkan hijauan yang maksimum, tetapi hal ini perlu dilakukan penanganan secara baik dan benar untuk dijadikan cadangan pada musim kemarau, sehingga memenuhi kebutuhan hijauan untuk ternaknya baik secara kuantitas maupun kualitas. Hal ini dapat dilakukan jika sistem pengelolaan penyediaan hijauan dari pemotongan kemudian diberikan langsung kepada ternak, menjadi dari kebun rumput ke gudang hijauan baru diberikan kepada ternak. Perubahan ini tidak mudah tetapi jika dicoba akan memberikan hasil yang efisien dan efektif dengan memfungsikan gudang pakan sebagai sentral manajemen pakan. Pada lingkup gudang pakan inilah perencanaan pakan peternak bermula, dari mulai panen hijauan hingga prosesing hijauan untuk persediaan dimusim sulit pakan.Penyediaan hijauan sepanjang tahun dengan teknik yang sederhana dan murah dapat terlaksana tergantung kepada kemapuan dan kemauan dari setiap pengelola kandang dalam pemeliharaan ternaknya.
10.  Cara mengaplikasikan teknologi pengolahan hijauan pakan
·         Untuk ternak yang belum terbiasa makan silase, pemberian dilakukan sedikit-sedikit dicampur dengan hijauan segar yang dikurangi secara bertahap. Jika sudah terbiasa silase dapat diberikan sesuai dengan kebutuhan ternak setiap hari.
·         Pemberian HAY untuk ternak sapi dapat dilakukan secara langsung tanpa pemberian apa apa. Pemberiannya dapat dilakukan sepanjang hari. Perbandingan antara HAY dan rumput segar adalah 1 : 7 artinya 1 kg HAY setara dengan 7 kg rumput segar.


DAFTAR PUSTAKA
Femi H. Elly, dkk,  2013 .” Introduksi Hijauan Makanan Ternak Sapi  Di Minahasa Selatan “ . Jurnal pastura Vol. 3 No. 1 : 5 - 8 ISSN : 2088-818X. Tersedia. file:///C:/Users/DIAH/Downloads/9033-1-16322-1-10-20140609.pdf. ( Diakses 14 Februari 2018 )
Hermawan A dan B. Utomo. 2013. Peran Ternak Ruminansia Dalam pengembangan Sistem Usaha Tani Konservasi di Lahan Kering DAS Bagian Hulu. Prosiding. Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan. Inovasi Agribisnis Peternakan Untuk Ketahanan Pangan. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung. p:112-117.
Karnawan,I Putu Juni, dkk. 2017 . “Perilaku Petani terhadap Teknologi Pengolahan Pakan Ternak Fermentasi Jerami Padi’’.  E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol. 6, No. 2, April 2017
Pawere, F. R., danSonbait, L. Y., 2016. ‘’Alternatif Penyediaan Pakan Dengan Penerapan Budidaya Hmt Organik, Teknologi Pengolahan Hijauan Dan Limbah Pertanian Pada Sentra Produksi Sapi Potong Di Kabupaten Manokwari’’.Jurnal Udayana Mengabdi, Volume 15 Nomor 2, Mei 2016. Tersedia file:///C:/Users/DIAH/Downloads/22542-1-44038-1-10-20160726.pdf. ( Diakses 14 Februari 2018 ) 
Setiawan, Edta. 2017. ‘’Kamus Besar Bahasa Indonesia’’ .Online : Tersedia https://kbbi.web.id/teknologi. ( Diakses 14 Februari 2018 )
Wikipedia , 2018. “ Wikipedia Eksiklopedia Bebas “. Online : Tersedia https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi. ( Diakses 14 Februari 2018 )
Wikipedia , 2017. “ Wikipedia Eksiklopedia Bebas “. Online : Tersedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Hijauan.  ( Diakses 14 Februari 2018 )
Wikipedia , 2017. “ Wikipedia Eksiklopedia Bebas “. Online : Tersedia.Wikipedia , 2018. “ Wikipedia Eksiklopedia Bebas “. Online : Tersedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Hijauan.  ( Diakses 14 Februari 2018 )

Comments

Popular posts from this blog

statistik peternakan

ANTI KEMPAL DAN POTASIUM BROMAT

siklus ekonomi indonesia