statistik peternakan
Nama : Ahmad
Sumarsono
Nim :
E10015112
Kelas : A
1. STATISTIK DAN STATISTIKA
A.
pengertian
1.
statistik adalah hasil-hasil pengolahan dan analisis data.
Statistik dapat berupa mean, modus, median,
dan sebagainya. Statistik dapat digunakan untuk menyatakan kesimpulan data
berbentuk bilangan yang disusun dalam bentuk tabel atau diagram yang
menggambarkan karakteristik data.
Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik dalam bahasa
Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan
analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai "ilmu tentang
negara (state)". Pada awal abad
ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi "ilmu
mengenai pengumpulan dan klasifikasi data". Sir John Sinclair
memperkenalkan nama (Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa
Inggris. Jadi, statistika secara prinsip mula-mula hanya
mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan.
Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk memberi
informasi kependudukan yang berubah setiap saat.
Istilah statistik berasal dari
bahasa latin “status” yang artinya suatu negara. Suatu kegiatan pengumpulan
data yang ada hubungannya dengan kenegaraan, misalnya data mengenai penduduk,
data mengenai penghasilan dan sebagainya, yang lebih berfungsi untuk melayani
keperluan administrasi.
Secara kebahasaan, statistik berarti
catatan angka-angka (bilangan); perangkaan; data yang berupa angka-angka yang
dikumpulkan, ditabulasi, dikelompokkan, sehingga dapat memberi informasi yang
berarti mengenai suatu masalah, gejala atau peristiwa (depdikbud, 1994).
Menurut Sutrisno Hadi (1995)
Statistik adalah untuk menunjukkan kepada pencatatan angka-angka dari suatu
kejadian atau kasus tertentu. Selaras dengan apa yang didefinisikan oleh
Sudjana (1995:2) bahwa statistik adalah kumpulan fakta berbentuk angka yang
disusun dalam daftar atau tabel dan atau diagram, yang melukiskan atau
menggambarkan suatu persoalan.
2.
Statistika adalah ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan cara-cara pengumpulan dan penyusunan data, pengolahan data,
dan penganalisisan data, serta penyajian data berdasarkan kumpulan dan analisis
data yang dilakukan. Salah satu ilmu yang mendasari dalam mempelajari
statistika adalah peluang atau probabilitas. Berdasarkan kegiatannya,
statistika dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu Statistika deskriptif (statistika deduktif) dan statistika inferensi (statistika
induktif).
pengertian statistika deskriptif adalah
statistika yang meliputi kegiatan-kegiatan pengumpulan, penyajian,
penyederhanaan atau penganalisisan, dan penentuan ukuran-ukuran khusus dari
suatu data tanpa penarikan kesimpulan. Sedangkan, pengertian statistika inferensi adalah ilmu mengenai penarikan
kesimpulan dan pengambilan keputusan tentang makna statistik yang telah
dihitung.
Statistika beda halnya dengan
statistik, statistika yang dalam bahasa Inggris “statistics” (ilmu statistik),
ilmu tentang cara-cara mengumpulkan, mentabulasi dan menggolongkan,
menganalisis dan mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa angka.
2. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dibedakan menjadi dua yaitu:
Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dibedakan menjadi dua yaitu:
- Populasi samping, contoh
apabila kita mengambil rumah tangga sebagai sampel, sedangkan yang
diteliti adalah anggota rumah tangga yang bekerja sebagai PNS, maka
seluruh rumah tangga adalah populasi sampling
- Populasi sasaran, sesuai dengan
contoh di atas, maka seluruh PNS adalah populasi sasaran
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat:
- Harus meliputi seluruh unsur
sampel
- Tidak ada unsur sampel yang
dihitung dua kali
- Harus up to date
- Batas-batasnya harus jelas
- Harus dapat dilacak dilapangan
Ada empat faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan besar kecilnya sampel, antara lain:
- Degree of homogenity dari
populasi, makin homogin populasi makin sedikit jumlah sampel yang diambil
- Pressisi yang dikehendaki,
makin tinggi tingkat pressisi yang dikehendaki makin banyak jumlah sampel
yang diambil
- Rencana analisa
- Tenaga biaya dan waktu
3. Beberapa Teknik dalam Pengambilan Sampel
Ada beberapa teknik dalam pengambilan sampel, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi dua:
a. Probability Sampling atau Random Sampling
Ada beberapa teknik dalam pengambilan sampel, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi dua:
a. Probability Sampling atau Random Sampling
- Simple
random sampling, pengambilan sample secara acak sederhana, ialah
sebuah sample yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit
penelitian atau satuan elemen dari populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk dipilih menjadi sample. Metode yang digunakan
dengan cara (1) undian (digoncang seperti arisan),
(2) ordinal (angka kelipatan), (3)tabel bilangan random
- Proportionate stratified random
sampling, misal dengan siswa sebagai sampelnya,…maka perlu ada kalsifikasi
siswa berdasar strata (misal kelas I, II dan III)
- Disproportional stratified
random sampling,..
- Area Sampling, teknik
pengambilan sample berdasar wilayah
- Kluster sampling, teknik
pengambilan sample berdasar gugus atau clusters, misal: sebuah
penelitian ingin mengetahui pendapatan keluarga dalam suatu desa,
dengan berbagai klaster, missal dari segi pekerjaan:
Tani, Buruh, PNS, Nelayan
b. Non-Probability Sampling.
Non probability sampling terdiri dari:
- Sampling sistematis, yaitu
memilih sampel dari suatu urutan daftar menurut urutan
tertentu, missal tiap individu urutan no ke-n (10, 15, 20 dst)
- Sampling kuota,
(quota sampling), teknik sampling yang didasarkan pada terpenuhinya
jumlah sample yang diinginkan (ditentukan)
- Sampling
aksidental, sample yang diambil dari siapa saja yang kebetulan
ada, misalnya dengan menanyai siapa saja yang ditemui dijalan…untuk
meminta pendapat tentang kenaikan harga sembako
- Purposive sampling, teknik
pengambilan sample didasrkan atas tujuan tertentu. (orang yang
dipilih betul-betul memiliki kriteria sebagai sampel)
- Sampling jenuh (sensus),
- Snowball sampling, dimulai dari
kelompok kecil yang diminta untuk menunjukkan kawan masing-masing.
Kemudian kawan tersebut diminta untuk menunjukkan kawannya lagi dan
seterusnya sampai secukupnya.
4. Teknik Penentuan Jumlah Sampel
Salah satu cara untuk menentukan jumlah sample adalah dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane:
n=
Jumlah sample,
N=
Jumlah Populasi,
d² = Presisi yang inginkan (misal 5 %
atau 10 %)
2 DATA
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang
diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan
yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau
pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka,
kata-kata, atau citra.
Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi
data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat
sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya
sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan
persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakanklasifikasi.
Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga didefinisikan
sebagai berikut:
• Menurut
kamus bahasa inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti fakta
• Dari
sudut pandang bisnis, data bisnis adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources)
dan kejadian (transactions)yang terjadi
•
Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu
kejadian yang kita hadapi
intinya
data itu adalah suatu fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan dalam menarik suatu keputusan
3.
JENIS-JENIS SKALA PENGUKURAN
STATISTIK
Skala Pengukuran
Skala pengukuran : cara mengukur
suatu varibel. Terdapat 4 jenis skala pengukuran, yakni :
a. Skala Nominal : angka yang
diberikan pada objek/ variabel pengukuran hanya memiliki arti sebagai label
saja (asal bisa dibedakan). Tidak memiliki tingkatan.
Contoh skala nominal :
No.
|
Jenis
Kendaraan
|
Jumlah
(Unit)
|
1.
|
Peugeuot
|
1,367
|
2.
|
Toyota
|
68,638
|
3.
|
Isuzu
|
20,521
|
4.
|
Daihatsu
|
15,721
|
5.
|
BMW
|
1,515
|
b. Skala Ordinal : angka yang
diberikan pada objek/ variabel pengukuran mengandung pengertian tingkatan.
Contoh skala ordinal:
No.
|
Jenis
Kendaraan
|
Jumlah
(Unit)
|
1.
|
Toyota
|
68,638
|
2.
|
Isuzu
|
20,521
|
3.
|
Daihatsu
|
15,721
|
4.
|
BMW
|
1,515
|
5.
|
Peugeuot
|
1,367
|
c. Skala Interval : angka yang
diberikan pada objek/ variabel pengukuran mengandung sifat ordinal ditambah
sifat jarak/ interval.
Contoh skala interval :
Suhu udara dapat berkisar antara -4°
hingga 40° C. Jika termometer menunjukkan 0° C, bukan berarti tidak ada suhu,
tetapi hanya sebagai penunjuk bahwa suhu saat itu tergolong rendah.
d. Skala Rasio : angka yang
diberikan pada objek/ variabel pengukuran mengandung sifat interval ditambah
sifat yang mampu memberikan keterangan tentang nilai absolut variabel yang
diukur. Artinya apabila menunjuk angka 0 (nol), maka berarti benar-benar nol,
tidak ada, atau kosong.
Contoh skala rasio :
Jumlah komponen mesin yang
diproduksi per batch adalah 1.000.000 komponen. Bila dalam
suatu batch menunjukkan angka produksi 0, maka artinya adalah
pada saat itu tidak dilakukan proses produksi sehingga tidak ada output produksi.
5. TIPE
SKALA PENGUKURAN
1)
skala pengukuran untuk mengukur perilaku sosial dan kepribadian.
– skala sikap
– skala moral
– test karakter
– skala parstisipasi sosial
– skala sikap
– skala moral
– test karakter
– skala parstisipasi sosial
2)
skala pengukuran mengukur berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial.
skala untuk mengukur status sosial ekonomi, lembaga-lembaga sosial, kemasyarakatan, dan kondisi kerumahtanggaan.
skala untuk mengukur status sosial ekonomi, lembaga-lembaga sosial, kemasyarakatan, dan kondisi kerumahtanggaan.
Berikut ini metode-metode yang sering digunakan dalam pengukuran
construct sikap, yaitu :
1. Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian, gejala atau fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata.
Pernyataan Positif
Sangat
Setuju
(SS)
= ⑤
Setuju
(S)
= ④
Netral
(N)
= ③
Tidak
Setuju (TS)
=
②
Sangat
Tidak Setuju (STS) = ①
|
Pernyataan Negatif
Sangat
Setuju
(SS)
= ①
Setuju
(S)
= ②
Netral
(N)
= ③
Tidak
Setuju (TS)
=
④
Sangat
Tidak Setuju (STS) = ⑤
|
Keuntungan
skala Likert adalah :
● Mudah dibuat dan diterapkan
● Terdapat kebebasan dalam memasukkan pertanyaan-pertanyaan, asalkan mesih sesuai dengan konteks permasalahan
● Jawaban suatu item dapat berupa alternative, sehingga informasi mengenai item tersebut diperjelas.
● Reliabilitas pengukuran bisa diperoleh dengan jumlah item tersebut diperjelas.
● Mudah dibuat dan diterapkan
● Terdapat kebebasan dalam memasukkan pertanyaan-pertanyaan, asalkan mesih sesuai dengan konteks permasalahan
● Jawaban suatu item dapat berupa alternative, sehingga informasi mengenai item tersebut diperjelas.
● Reliabilitas pengukuran bisa diperoleh dengan jumlah item tersebut diperjelas.
2.
Skala Guttman
Skala Guttman merupakan skala kumulatif. Jika seseorang menyisakan pertanyaan yang berbobot lebih berat, ia akan mengiyakan pertanyaan kirang berbobot lainnya. Skala Guttman disebut juga skala scalogram yang sangat baik untuk menyakinkan penelititentang kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut dengan attribut universal.
Skala
pengukuran dengan tipe ini akan didapatkan jawaban yang tegas. diantaranya :
‘ya’ dan ‘tidak’; ‘benar-salah’, dan lain-lain.
Contoh :
1. Apakah komentar saudara, jika Jokowi menjadi presiden?
1.) Setuju
2.) Tidak Setuju
Contoh :
1. Apakah komentar saudara, jika Jokowi menjadi presiden?
1.) Setuju
2.) Tidak Setuju
Skala
Guttman disamping dapat dibuat bentuk pilihan ganda dan bisa dibuat dalam
bentuk checklist. Jawaban responden dapat berupa skor tertinggi bernilai (1)
dan skor terendah (0). Misalnya untuk jawaban Benar (1) dan Salah (0). Analisis
dilakukan seperti pada Likert.
Contoh
:
1. Saudara sudah menikah?
1.) Sudah (1)
2.) Belum (0)
1. Saudara sudah menikah?
1.) Sudah (1)
2.) Belum (0)
4.
Semantic
Differential
Skala pengukuran yang berbentuk Semantic Differensial dikembangkan oleh Osgood.Skala perbedaan semantik berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub), seperti: panas-dingin, popular-tidak popular, baik-tidak baik dan sebagainya. Karakteristik bipolar tersebut mempunyai tiga dimensi dasar sikap seseorang terhadap objek, yaitu :
a.
Potensi, yaitu kekuatan atau atraksi fisik suatu objek
b. Evaluasi, yaitu hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan suatu objek
c. Aktivitas, yaitu tingkatan gerakan suatu objek
b. Evaluasi, yaitu hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan suatu objek
c. Aktivitas, yaitu tingkatan gerakan suatu objek
Skala
ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda
maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinu yang jawaban “sangat
positifnya” terletak di bagian kanan garis, dan jawaban “sangat negatif”
terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data
interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik
tertentu yang dipunyai oleh seseorang.
Contoh :
Contoh :
5.
Rating
Scale
Dari ke tiga skala pengukuran
seperti yang telah dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah data
kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan Rating Scale, data
mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian
kualitatif.
Rating Scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain.
Yang penting dalam Rating Scale adalah harus dapat mengartikan menafsirkan setiap skor yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item instrumen. Orang tertentu memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2 oleh orang tertentu belum tentu sama maknanya dengan orang lain yang juga memilih jawaban dengan angka 2.
Rating Scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain.
Yang penting dalam Rating Scale adalah harus dapat mengartikan menafsirkan setiap skor yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item instrumen. Orang tertentu memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2 oleh orang tertentu belum tentu sama maknanya dengan orang lain yang juga memilih jawaban dengan angka 2.
Contoh
:
Seberapa
baik Televisi merk X?
Berilah
jawaban angka
:
4 bila produk sangat baik
3 bila produk cukup baik
2 bila produk kurang baik
1 bila produk sangat tidak baik
4 bila produk sangat baik
3 bila produk cukup baik
2 bila produk kurang baik
1 bila produk sangat tidak baik
Contoh
skala rating dengan kuisioner, jawablah dengan melingkari interval
jawaban. Misalnya
NO.
|
PERTANYAAN
|
INTERVAL JAWABAN
|
1.
|
Bagaimana
kualitas gambar
|
4
3 2 1
|
2.
|
Bagaimana
kualitas suara
|
4
3 2 1
|
3.
|
Bagaimana
tampilan produk
|
4
3 2 1
|
4.
|
Bagaimana
pelayanan purna jual
|
4
3 2 1
|
5. Skala Thurstone
Dikembangkan oleh L.L. Thurstone dari metode psikofisikal yang bertujuan untuk mengurutkan responden berdasarkan ciri atau kriteria tertentu. Skala Thurstone meminta responden untuk memilih pernyataan yang ia setujui dari beberapa pernyataan yang berbeda-beda. Pada umunya setiap item mempunyai asosiasinilai antara 1 sampai 10, tetapi nilai-nilainya tidak diketahui oleh responden. Pemberian nilai ini berdasarkan jumlah tertentupernyataan yang dipilih oleh responden mengenai angket tersebut.
Dikembangkan oleh L.L. Thurstone dari metode psikofisikal yang bertujuan untuk mengurutkan responden berdasarkan ciri atau kriteria tertentu. Skala Thurstone meminta responden untuk memilih pernyataan yang ia setujui dari beberapa pernyataan yang berbeda-beda. Pada umunya setiap item mempunyai asosiasinilai antara 1 sampai 10, tetapi nilai-nilainya tidak diketahui oleh responden. Pemberian nilai ini berdasarkan jumlah tertentupernyataan yang dipilih oleh responden mengenai angket tersebut.
Skala Thurstone disusun dalam interval yang mendekati sama
besar (equal appearing interval). Perbedaan Skala Thurstone
dengan Skala Likert adalah pada skaa Thurstone interval yang panjangnya sama
memiliki intensitas kekuatan yang sama, sedangkan pada Skala Likert tidak perlu
sama.
Prosedur
dalam membuat skala Thurstone:
1. Peneliti mengumpulkan beratus-ratus pernyataan yang dipikirkan berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2. Pernyataan-pernyataan tsb kemudian dikumpulkan dan diminta untuk dinilai oleh 50-300 juri yang bekerja secara independen.
3. Juri diminta mengelompokkan pernyataa-pernyataan tsb dalam 11 kelompok, dan memberi skor 1 sampai 11. yang paling relevan diberi skor 1 dan yang paling tidak relevan diberi skor 11.
4. Pernyataan yang nilainya sangat menyebar dibuang sedangkan pernyataan-pernyataan yang mempunyai nilai yang agak bersamaan dari para juri digunakan dalam membuat skala. Nilai skala dari tiap pernyataan dihitung, yaitu median dari nilai-nilai yang telah diberikan oleh juri.
Hasil
dari skala Thurstone adalah sejumlah pertanyaan, biasanya kira-kira 20 buah,
yang mana posisi pertanyaan-pertanyaan tersebut telah diketahui berdasarkan
penilaian juri.
Kekurangan
dari skala Thurstone :
1. Terlalu banyak yang perlu dikerjakan untuk membuat skala oleh para juri.
2. Jika item yang disuruh cek pada responden jumlahnya lebih dari 2 maka nilai untuknya pada skala adalah median dari nilai-nilai yang terdapat pada skala yang telah dibuat.
3. Nilai pada skala yang dibuat para juri sangat dipengaruhi oleh sikap si juri sendiri terhadap masalah yang disuruh nilai.
1. Terlalu banyak yang perlu dikerjakan untuk membuat skala oleh para juri.
2. Jika item yang disuruh cek pada responden jumlahnya lebih dari 2 maka nilai untuknya pada skala adalah median dari nilai-nilai yang terdapat pada skala yang telah dibuat.
3. Nilai pada skala yang dibuat para juri sangat dipengaruhi oleh sikap si juri sendiri terhadap masalah yang disuruh nilai.
6.SUMBER DAN
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan
data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji
secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang
dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data
itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut
terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian. (http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-pengumpulan-data/).
Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang
dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi
atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. (iahpradiati.wordpress.com/2011/01/28/aplikasi-tehnik-pengumpulan-data-riset-kuantitatif-dan-kualitatif-dalam-metode-eksperimen/).
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:1630 bahwa metode
penelitian adalah cara yang dugunakn oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitiannya, sedangkan instrument penelitian adalah alat atau fasilitasyang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannyalebih mudah,
dan hasilnya lebih baik,dalam arti lebih cermat,lengkap, dan sistematis
sehinggalebih mudah diolah.
Instrumen
penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instumen sebagi alat bantu
dalam menggunakan metode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat
diwujudkan dalam benda, misalnya angket ,perangkat tes, pedoman wawancara,
pedoman observasi, skala dan sebaginya. (http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-pengumpulan-data/).
Menurut
Suharmi Arikunto (2006:149) ada beberapa instrument yang namanya sama dengan
metodenya,antarlain adalah:
1)
Instrument untuk metode tes adalah tes atau soal tes
2)
Instrument untuk metode angaket atau kuesioner adalah angket atau kuesioner
3)
Instrument untuk metode observasi adalah chek – list
4)
Instrument untuk metode observasi adalah pedoman observasi atau dapat juga chek
– list
Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa pengertian pengumpulan data dan instrumen
penelitian adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengungkap berbagai
fenomena yang terjadi di masyarakat dengan menggunakan berbagai cara dan metode
agar proses ini berjalan secara sisitematis dan lebih dapat dipertanggung
jawabkan kevaliditasnya
TEKNIK PENGUMPULAN DATA PENELITIAN KUANTITATIF
Pengumpulan
data penelitian kuantitatif merupakan pengumpulan data yang datanya bersifat
angka – angka statistik yang dapat di kuantifikasi. Data tersebut berbentuk
variabel – variable dan operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu
misalnya skala nominal,ordinal,interval dan ratio,Jonathan Sarwono dalam
(2006:259).
Interview (Wawancara)
Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.
Menurut Sutrisno Hadi dalam (http://www.slideshare.net/NastitiChristianto/teknik-analisis-data-kuantitatif-dan-kualitatif),
mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan
teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:
1.
Bahwa subjek (responden) adalah
orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri
2.
Bahwa apa yang dinyatakan oleh
subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya
3.
Bahwa interpretasi subjek tentang
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa
yang dimaksudkan oleh si peneliti.
Wawancara
dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat
dilakukan dengan tatap muka maupun lewat telepon.
1.
Wawancara terstruktur
Wawancara
terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh.
Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun sudah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap
responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.
2.
Wawancara tidak terstruktur
Wawancara
tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis
besar permasalahan yang akan ditanyakan. Adapun contohnya adalah sebagai
berikut: “Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibuk terhadap kebijakan pemerintah
Kuesioner
Menurut Iskandar dalam (http://www.slideshare.net/NastitiChristianto/teknik-analisis-data-kuantitatif-dan-kualitatif)
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan
dari responden.
Menurut Uma sekaran dalam (http://www.slideshare.net/NastitiChristianto/teknik-analisis-data-kuantitatif-dan-kualitatif) mengungkapkan
beberapa prinsip penulisan angket yaitu sebagai berikut:
1.
Prinsip penulisan angket
1) Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah
isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk
pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus
ada skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang
diteliti.
2)
Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus
disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
3)
Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka
atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak terstruktur),
dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan negatif.
4)
Pertanyaan tidak mendua
5)
Tidak menanyakan yang sudah lupa
6)
Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada
jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
7)
Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang,
sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
8)
Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum
menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit
Observasi
Menurut
(Arikunto, 2006: 229) dalam http://www.slideshare.net/NastitiChristianto/teknik-analisis-data-kuantitatif-dan-kualitatif menggunakan
observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau
blangko pengamatan sebagai instrumen pertimbangan kemudian format yang disusun
berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan. Dari
peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi
bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian
mengadakan penilaian kepada skala bertingkat. Misalanya memperhatikan reaksi
penonton televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut, tetapi juga menilai
reaksi tersebut apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang
dikehendaki
TEKNIK PENGUMPLAN DATA KUALITIATIF
Teknik pengumpulan data kualitatif merupakan pengumpulan
data yang datanya bersifat deskriptif maksudnya data berupa gejala – gejala
yang di kategorikan ataupu dalam bentuk lainnya seperti foto,dokumen,artefak,
dan catatan – catatan lapangan saat penelitian dilaksanakan, Jonathan Sarwono
dalam ( 2006:259).
Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data
dikumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu;
wawancara, observasi, dokumentasi, dan diskusi terfokus (Focus Group
Discussion). Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks,
meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan
studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Sebelum masing-masing teknik
tersebut diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan di sini bahwa hal sangat
penting yang harus dipahami oleh setiap peneliti adalah alasan mengapa
masing-masing teknik tersebut dipakai, untuk memperoleh informasi apa, dan pada
bagian fokus masalah mana yang memerlukan teknik wawancara, mana yang
memerlukan teknik observasi, mana yang harus kedua-duanya dilakukan. Pilihan
teknik sangat tergantung pada jenis informasi yang diperoleh.
Wawancara
Menuurut Emzir dalam (iahpradiati.wordpress.com/2011/01/28/aplikasi-tehnik-pengumpulan-data-riset-kuantitatif-dan-kualitatif-dalam-metode-eksperimen/)
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi
dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian
Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja
dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya
wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang
sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses
pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik
yang lain sebelumnya.
Observasi
Menurut (Guba dan Lincoln, 1981: 191-193) dalam iahpradiati.wordpress.com/2011/01/28/aplikasi-tehnik-pengumpulan-data-riset-kuantitatif-dan-kualitatif-dalam-metode-eksperimen/,
Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa
penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan
untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian,
peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang.
Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau
kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Dokumen
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa
diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip
foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa
dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa
silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen
tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna (Faisal, 1990: 77)
dalam iahpradiati.wordpress.com/2011/01/28/aplikasi-tehnik-pengumpulan-data-riset-kuantitatif-dan-kualitatif-dalam-metode-eksperimen/.
Focus Group Discussion
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi
terpusat (Focus Group Discussion), yaitu upaya menemukan makna
sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan
yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan
hasil UN 2011 di rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh
seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang
peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh
hasil pemaknaan yang lebih objektif. (iahpradiati.wordpress.com/2011/01/28/aplikasi-tehnik-pengumpulan-data-riset-kuantitatif-dan-kualitatif-dalam-metode-eksperimen/
Dasar
filosofi dari penelitian kualitatif menurut Suharsimi Arikunto (2006:14) adalah
1)
Fenomenalogis
2)
Interaksi simbolik
3)
Kebudayan
4)
Antropologi
Menurut
Suharsimi Arikunto karakteristik penelitian kualitatif adalah:
1)
Mempunyai sifat induktif
2)
Melihat setting secara keseluruhan atau holistic
3)
Memahami responden dari pandangan responden sendiri
4)
Menekankan validitas
5)
Mengutamakan proses dari pada hasil
6)
Menggunakan non probabilitas sampling.
Perbedaan
teknik penelitian kuantitatif dan kualitati adalah (suharsimi, 2006:13) :
NO
|
PENELITIAN
KUANTITATIF
|
PENELITIAN
KUALITATIF
|
1
|
Kejelasan
unsur tujuan pendekatan,subjek,dan rinci sejak awal
|
Kejelasan
unsure,subjek,sampel,sumber data tidak mantab,fleksible,berkembangnya sambil
jln
|
2
|
Langkah
penelitian,segala suatu direncankan ampi matang ketika persiapan disusun
|
Langkah
penelitian barudiketahui dengan mantab dan jelas setelah penelitian selesei
|
3
|
Dapat
menggunakan sampel dan hasil penelitiannya diberlakukan populasi
|
Tidak
dapat menggunakan pendekatan populasi dan sampel
|
4
|
Hipotesis
( jika memang petrlu) :
a)
Mengajukan hepotesis yang akan di uji dalam penelitian
b)
Hipotesis menentukan hasil yang diramalkan
|
Hipotesis
:
Tidak
menggunakan hepotesis sebelumnya tetapi dapat lahir selama penelitian
berlangsung
|
5
|
Desain
: dalam desain jelas langkah – langkah penelitian dan hasil yang diharapkan
|
Desain
: dedsain penelitiannya aadalah fleksible dengan langkah dan hasil yang tidak
dapat dipastikan sebelumnya
|
6
|
Pengumpulan
data: kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan
|
Pengumpulan
data: kegiatan pengumpulan dataselalau harus dilakukan sendiri oleh peneliti
|
7
|
Analisis
data: dilakukan setelah semua data terkumpul
|
Analisis
data: dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data
|
6.
MACAM-MACAM
PENYAJIAN DATA
Penyajian Data
dalam Bentuk Tabel
Misalkan, hasil ulangan Bahasa Indonesia 37 PSP fakultas peternakan disajikan
dalam tabel di bawah. Penyajian data pada Tabel 1.1 dinamakan penyajian data
sederhana. Dari tabel 1.1, Anda dapat menentukan banyak siswa yang mendapat
nilai 9, yaitu sebanyak 7 orang. Berapa orang siswa yang mendapat nilai 5?
Nilai berapakah yang paling banyak diperoleh siswa?
Jika data hasil ulangan bahasa Indonesia itu disajikan
dengan cara mengelompokkan data nilai siswa, diperoleh tabel frekuensi
berkelompok seperti pada Tabel 2.. Tabel 2. dinamakan Tabel Distribusi
Frekuensi.
Tabel 1. Penyajian data sederhana
Nilai
|
Frekuensi
|
2
|
7
|
4
|
3
|
5
|
5
|
6
|
4
|
7
|
10
|
9
|
7
|
10
|
1
|
Tabel 2. Tabel Distribusi Frekuensi
Interval
Kelas
|
Turus
|
Frekuensi
|
1–2
|
EB
|
7
|
3–4
|
C
|
3
|
5–6
|
EC
|
8
|
7–8
|
EE
|
10
|
9–10
|
EC
|
8
|
Jumlah
|
37
|
2. Penyajian
Data dalam Bentuk Diagram
Kerapkali data yang disajikan dalam bentuk tabel sulit untuk
dipahami. Lain halnya jika data tersebut disajikan dalam bentuk diagram maka
Anda akan dapat lebih cepat memahami data itu. Diagram adalah gambar yang
menyajikan data secara visual yang biasanya berasal dari tabel yang telah
dibuat. Meskipun demikian, diagram masih memiliki kelemahan, yaitu pada umumnya
diagram tidak dapat memberikan gambaran yang lebih detail.
a. Diagram
Batang
Diagram batang biasanya digunakan untuk menggambarkan data
diskrit (data cacahan). Diagram batang adalah bentuk penyajian data statistik
dalam bentuk batang yang dicatat dalam interval tertentu pada bidang cartesius.
Ada dua jenis diagram batang, yaitu
- diagram
batang vertikal, dan
- diagram
batang horizontal.
Contoh Soal 1 :
Selama 1 tahun, toko "Anggo" mencatat keuntungan
setiap bulan sebagai berikut.
Tabel 3. Keuntungan Toko "Anggo" per Bulan (dalam
jutaan rupiah)
Bulan ke
|
2,5
|
1,8
|
2,6
|
4,2
|
3,5
|
3,3
|
4,0
|
5,0
|
2,0
|
4,2
|
6,2
|
6,2
|
Keuntungan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
a. Buatlah diagram batang vertikal dari data tersebut.
b. Berapakah keuntungan terbesar yang diperoleh Toko
"Anggo" selama 1 tahun?
c. Kapan Toko "Anggo" memperoleh keuntungan yang
sama selama dua bulan berturut-turut?
Penyelesaian :
a. Diagram batang vertikal dari data tersebut, tampak pada
gambar berikut.
b. Diagram
Garis
Pernahkah Anda melihat grafik nilai tukar dolar terhadap
rupiah atau pergerakan saham di TV? Grafik yang seperti itu disebut diagram
garis. Diagram garis biasanya digunakan untuk menggambarkan data tentang m
keadaan yang berkesinambungan (sekumpulan data kontinu). Misalnya, jumlah
penduduk setiap tahun, perkembangan berat badan bayi setiap bulan, dan suhu
badan pasien setiap jam.
Seperti halnya diagram batang, diagram garis pun memerlukan
sistem sumbu datar (horizontal) dan sumbu tegak (vertikal) yang saling
berpotongan tegak lurus. Sumbu mendatar biasanya menyatakan jenis data,
misalnya waktu dan berat. Adapun sumbu tegaknya menyatakan frekuensi data.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat diagram garis adalah sebagai
berikut.
- Buatlah
suatu koordinat (berbentuk bilangan) dengan sumbu mendatar menunjukkan
waktu dan sumbu tegak menunjukkan data pengamatan.
- Gambarlah
titik koordinat yang menunjukkan data pengamatan pada waktu t.
- Secara
berurutan sesuai dengan waktu, hubungkan titiktitik koordinat tersebut
dengan garis lurus.
b. Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa berat badan
bayi menurun pada usai 8 sampai 9 bulan.
c. Berat badan bayi tetap pada usia 5 sampai 6 bulan.
Darimana Anda memperoleh hasil ini? Jelaskan.
Observasi: Interpolasi dan Ekstrapolasi Data
Anda dapat melakukan observasi terhadap kecenderungan data
yang disajikan pada suatu diagram garis. Dari observasi ini, Anda dapat membuat
perkiraan-perkiraan dengan cara interpolasi dan ekstrapolasi. Hal ini ditempuh
dengan mengganti garis patah pada diagram garis menjadi garis lurus.
Interpolasi data adalah menaksir data atau memperkirakan data di antara dua
keadaan (misalnya waktu) yang berurutan. Misalkan, dari gambar grafik Contoh
soal 2. dapat diperkirakan berat badan bayi pada usia 5,5 bulan. Coba Anda
amati grafik tersebut, kemudian tentukan berat badan bayi pada usia 5,5 bulan.
Ekstrapolasi data adalah menaksir atau memperkirakan data
untuk keadaan (waktu) mendatang. Cara yang dapat dilakukan untuk ekstrapolasi
adalah dengan memperpanjang ruas garis terujung ke arah kanan. Misalkan, dari
gambar grafik soal 2. dapat diperkirakan berat badan bayi pada usia 10 bulan.
Jika garis lurus sudah ditentukan, Anda dapat menentukan interpolasi data.
Untuk ekstrapolasi data, Anda harus berhati-hati. Menurut diagram garis, berapa
kira-kira berat badan bayi pada usia 10 bulan? Berikan alasan Anda.
c. Diagram Lingkaran
Untuk mengetahui perbandingan suatu data terhadap
keseluruhan, suatu data lebih tepat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran. Diagram
lingkaran adalah bentuk penyajian data statistika dalam bentuk lingkaran yang
dibagi menjadi beberapa juring lingkaran.
Langkah-langkah untuk membuat diagram lingkaran adalah
sebagai berikut.
- Buatlah
sebuah lingkaran pada kertas.
- Bagilah
lingkaran tersebut menjadi beberapa juring lingkaran untuk menggambarkan
kategori yang datanya
- telah
diubah ke dalam derajat.
Tingkat
Pendidikan
|
Banyaknya
Siswa
|
SD
SMP
SMA
|
175
600
225
|
a. Buatlah diagram lingkaran untuk data tersebut.
b. Berapa persen siswa yang menyelesaikan sekolah sampai
pada tingkat SMP?
c. Berapa persen siswa yang menyelesaikan sekolah sampai
pada tingkat SMA?
Pembahasan :
a. Jumlah seluruh siswa adalah 1.000 orang. Seluruh siswa
diklasifikasikan menjadi 5 katagori: SD = 175 orang, SMP = 600 orang, dan SMA =
225 orang.
• Siswa SD = (175/1.000) x 100% = 17,5%
Besar sudut sektor lingkaran = 17,5% × 360° = 63°
• Siswa SMP = (600/1.000) x 100% = 60%
Besar sudut sektor lingkaran = 60% × 360° = 216°
• Siswa SMA= (225/1.000) 100% = 22,5%
Besar sudut sektor lingkaran = 22,5% × 360° = 81°
Diagram lingkaran ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram lingkaran
banyaknya siswa di suatu kabupaten menurut tingkat sekolah pada tahun 2007
|
a. Tabel
Distribusi Frekuensi
Data yang berukuran besar (n > 30) lebih tepat disajikan
dalam tabel distribusi frekuensi, yaitu cara penyajian data yang datanya
disusun dalam kelas-kelas tertentu.
Langkah-langkah penyusunan tabel distribusi frekuensi adalah
sebagai berikut.
• Langkah ke-2 menentukan banyak interval (K) dengan rumus
"Sturgess" yaitu: K= 1 + 3,3 log n dengan n adalah banyak data.
Banyak kelas harus merupakan bilangan bulat positif hasil pembulatan.
• Langkah ke-3 menentukan panjang interval kelas (I) dengan
menggunakan rumus:
I = J/K
• Langkah ke-4 menentukan batas-batas kelas. Data terkecil
harus merupakan batas bawah interval kelas pertama atau data terbesar adalah
batas atas interval kelas terakhir.
• Langkah ke-5 memasukkan data ke dalam kelas-kelas yang
sesuai dan menentukan nilai frekuensi setiap kelas dengan sistem turus.
• Menuliskan turus-turus dalambilangan yang bersesuaian
dengan banyak turus.
Tabel 4. Tabel distribusi frekuensi
Interval
Kelas
|
Turus
|
Frekuensi
|
16–25
|
E
|
5
|
26–35
|
C
|
3
|
36–45
|
ED
|
9
|
46–55
|
EE
|
10
|
56–65
|
EA
|
6
|
66–75
|
B
|
2
|
Jumlah
|
35
|
Cara II: Batas atas kelas terakhir diambil datum terbesar.
Amati Tabel 5.
Tabel 5. Tabel distribusi frekuensi
Interval
Kelas
|
Turus
|
Frekuensi
|
15–24
|
C
|
3
|
25–34
|
E
|
5
|
35–44
|
ED
|
9
|
45–54
|
EC
|
8
|
55–64
|
EC
|
8
|
65–74
|
B
|
2
|
Jumlah
|
35
|
Dari tabel tampak frekuensi paling sedikit dalam interval
65–74. Artinya, berat badan antara 65 kg dan 74 kg ada 2 orang. Perhatikan
interval kelas yang pertama, yaitu 15–24. 15 disebut batas bawah dan 24 disebut
batas atas. Ukuran 15–24 adalah hasil pembulatan, ukuran yang sebenarnya
terletak pada 14,5–24,5. 14,5 disebut tepi bawah kelas (batas bawah nyata) dan
24,5 disebut tepi atas kelas (batas atas nyata) pada interval kelas 15–24.
Dalam menentukan tepi bawah kelas dan tepi atas kelas pada
setiap interval kelas, harus diketahui satuan yang dipakai. Dengan demikian,
untuk tepi bawah kelas adalah batas bawah kelas dikurangi 1/2 satuan ukuran.
Jadi, tepi kelas dari interval kelas 15–24 menjadi 14,5–24,5.
b. Frekuensi
Relatif dan Kumulatif
Frekuensi yang dimiliki setiap kelas pada tabel distribusi
frekuensi bersifat mutlak. Adapun frekuensi relatif dari suatu data adalah
dengan membandingkan frekuensi pada interval kelas itu dengan banyak data
dinyatakan dalam persen. Contoh: interval frekuensi kelas adalah 20. Total data
seluruh interval kelas = 80 maka frekuensi relatif kelas ini adalah 20/8
= ¼, sedangkan frekuensi relatifnya adalah ¼ × 100% = 25%.
Dari uraian tersebut, dapatkah Anda menyatakan rumus
frekuensi relatif? Cobalah nyatakan rumus frekuensi relatif dengan kata-kata
Anda sendiri.
Frekuensi relatif dirumuskan sebagai berikut.
Frekuensi relatif kelas ke-k
= frekuensi kelas ke-k / banyak data
Frekuensi kumulatif kelas ke-k adalah jumlah frekuensi pada
kelas yang dimaksud dengan frekuensi kelas-kelas sebelumnya.
Ada dua macam frekuensi kumulatif, yaitu
- frekuensi
kumulatif "kurang dari" ("kurang dari" diambil
terhadap tepi atas kelas);
- frekuensi
kumulatif "lebih dari" ("lebih dari" diambil terhadap
tepi bawah kelas).
Tepi atas = batas atas + ½ satuan pengukuran
Tepi bawah = batas bawah - ½ satuan pengukuran
c. Histogram
dan Poligon Frekuensi
Histogram merupakan diagram frekuensi bertangga yang
bentuknya seperti diagram batang. Batang yang berdekatan harus berimpit. Untuk
pembuatan histogram, pada setiap interval kelas diperlukan tepi-tepi kelas.
Tepi-tepi kelas ini digunakan unntuk menentukan titik tengah kelas yang dapat
ditulis sebagai berikut.
Tablel 6. Tabel distribusi frekuensi hasil ujian matematika PSP fakultas peternakan
Kelas Interval
|
Frekuensi
|
21–30
|
2
|
31–40
|
3
|
41–50
|
11
|
51–60
|
20
|
61–70
|
33
|
71–80
|
24
|
81–90
|
7
|
100
|
Jawaban :
d. Ogive (Ogif)
Grafik yang menunjukkan frekuensi kumulatif kurang dari atau
frekuensi kumulatif lebih dari dinamakan poligon kumulatif.
Untuk populasi yang besar, poligon mempunyai banyak ruas
garis patah yang menyerupai kurva sehingga poligon frekuensi kumulatif dibuat
mulus, yang hasilnya disebut ogif.
Ada dua macam ogif, yaitu sebagai berikut.
a. Ogif dari frekuensi kumulatif kurang dari disebut ogif
positif.
b. Ogif dari frekuensi kumulatif lebih dari disebut ogif
negatif.
Tabel 7. Tabel distribusi frekuensi kumulatif "kurang
dari" tentang nilai ulangan Biologi Kelas PSP fakultas peternakan
Nilai
|
Frekuensi
|
<
20,5
|
0
|
<
30,5
|
2
|
<
40,5
|
5
|
<
50,5
|
16
|
<
60,5
|
36
|
<
70,5
|
69
|
<
80,5
|
93
|
<
90,5
|
100
|
Tabel 8. Tabel distribusi frekuensi
kumulatif "lebih dari" tentang nilai ulangan Biologi PSP fakultas peternakan.
Nilai
|
Frekuensi
|
>
20,5
|
100
|
>
30,5
|
98
|
>
40,5
|
95
|
>
50,5
|
84
|
>
60,5
|
64
|
>
70,5
|
31
|
>
80,5
|
7
|
>
90,5
|
0
|
a. Buatlah ogif positif dan ogif negatif dari tabel
tersebut.
b. Berapakah jumlah siswa yang mempunyai nilai Biologi
kurang dari 85?
c. Berapakah jumlah siswa yang mempunyai berat badan lebih
dari 40?
Pembahasan :
a. Ogif positif dan ogif negatif dari tabel tersebut tampak
pada gambar 5.
b. Dari kurva ogif positif, tampak siswa yang mempunyai
nilai kurang dari 85 adalah sebanyak 93 orang.
c. Dari kurva ogif negatif, tampak siswa yang mempunyai
nilai lebih dari 40 adalah sebanyak 96 orang.
7.
HIPOTESIS PENELITIANA.
Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hipo artinya dibawah dan tesis artinyakebenaran.
Dengam demikian, hipotesis berarti di bawah kebenaran
ataukebenaran yang masih rendah sehingga diperlukan pengujian
untuk membuktikan kebenarannya.
Dalam metodologi penelitian hipotesisdidefinisikan sebagai dugaan
atau jawaban sementara dari ruusan masalah yangdiajukan dan harus dijui
kbenarannya melalui pengumpulan dan pengolahandata (analisis data). Menurut
Surakhmad (1980:69), menguji hipotesis berartimeneliti apakah hipotesis itu
tepat atau tidak dapat diterima sebagai jawabanyang tepat, bukan membuktikan
bahwa hipotesis itu benar
.Secara garis besar, kegunaan
hipotesa adalah
Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerjapenelitianb.
Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta
yangkadangkala hilang begitu saja dari pehatian penelitic.
Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai
beraitanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruhd.
Sebagai panduan dalam pengujian serta penyeuaian dengan fakta dan
antarfaktaTinggi rendahnya kegunaan hipotesa tergantung pada:1.
Pengamatan yang tajam peneliti2.
Imajinasi serta pemikiran kreatif peneliti3.
Kerangka analisa yang digunakan oleh peneliti4.
Metode serta desain penelitian
yang dipilih peneliti
Hipotesis sebaiknya dibuat sebelum peneliti terjun ke lapanganmengumpulkan data yang diperlukan, karena dua
alasan yaitu:1.
Hipotesis yang baik menunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmupengetahuan yang cukup dalam kaitannya dengan
permasalahan2.
Hipotesis dapat member arah dan petunjuk tentang pengambilan data
danposes interpretasinyaDalam penelitian, seorang peneliti yang menuliskan
hipotesis denganbaik mempunyai beberapa tujuan diantaranya:a.
Menyediakan keterangan secara sementara terhadap gejala danmemungkinkan untuk pengembangan ilmu pengetahuanb.
Menyediakan para peneliti dengan pernyataan hubungan antarvariabel
yangdapat diuji kebenarannyac.
Memberikan arah yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam
melakukanpenelitiand.
Memberikan kisi-kisi laporan untuk melaporkan kesimpulan
studiCiri-ciri hipotesa yang baik:a.
Hipotesa harus menyatakan hubunganb.
Harus sesuai dengan faktac.
Harus berhubungan dengan ilmu serta sesuai dan tumbuh dengan ilmupengetahuand.
Harus dapat diujie.
Harus sederhanaf.
Harus bisa menerangkan hubunganSuatu pedoman
yang dapat digunakan untuk merumuskan hipotesisadalah:1.
Hipotesis dinyatakan sebagai hubungan
antara variabel-variabel2.
Hipotesis dinyatakan dengan
kalimat pernyataan, bukan dalam kalimattanya. Apabila hipotesis telah diuji dan
terbukti kebenarannya, hipotesa
Comments
Post a Comment