statistik peternakan

Nama   : Ahmad Sumarsono
Nim     : E10015112
Kelas   : A

1.      STATISTIK DAN STATISTIKA

A.     pengertian
1.      statistik adalah hasil-hasil pengolahan dan analisis data. Statistik dapat berupa mean, modus, median, dan sebagainya. Statistik dapat digunakan untuk menyatakan kesimpulan data berbentuk bilangan yang disusun dalam bentuk tabel atau diagram yang menggambarkan karakteristik data.
Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai "ilmu tentang negara (state)". Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi "ilmu mengenai pengumpulan dan klasifikasi data". Sir John Sinclair memperkenalkan nama (Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika secara prinsip mula-mula hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan. Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat.
Istilah statistik berasal dari bahasa latin “status” yang artinya suatu negara. Suatu kegiatan pengumpulan data yang ada hubungannya dengan kenegaraan, misalnya data mengenai penduduk, data mengenai penghasilan dan sebagainya, yang lebih berfungsi untuk melayani keperluan administrasi.
Secara kebahasaan, statistik berarti catatan angka-angka (bilangan); perangkaan; data yang berupa angka-angka yang dikumpulkan, ditabulasi, dikelompokkan, sehingga dapat memberi informasi yang berarti mengenai suatu masalah, gejala atau peristiwa (depdikbud, 1994).
Menurut Sutrisno Hadi (1995) Statistik adalah untuk menunjukkan kepada pencatatan angka-angka dari suatu kejadian atau kasus tertentu. Selaras dengan apa yang didefinisikan oleh Sudjana (1995:2) bahwa statistik adalah kumpulan fakta berbentuk angka yang disusun dalam daftar atau tabel dan atau diagram, yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan.

2.      Statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan dan penyusunan data, pengolahan data, dan penganalisisan data, serta penyajian data berdasarkan kumpulan dan analisis data yang dilakukan. Salah satu ilmu yang mendasari dalam mempelajari statistika adalah peluang atau probabilitas. Berdasarkan kegiatannya, statistika dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu Statistika deskriptif (statistika deduktif) dan statistika inferensi (statistika induktif). 

pengertian statistika deskriptif adalah statistika yang meliputi kegiatan-kegiatan pengumpulan, penyajian, penyederhanaan atau penganalisisan, dan penentuan ukuran-ukuran khusus dari suatu data tanpa penarikan kesimpulan. Sedangkan, pengertian statistika inferensi adalah ilmu mengenai penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan tentang makna statistik yang telah dihitung.
Statistika beda halnya dengan statistik, statistika yang dalam bahasa Inggris “statistics” (ilmu statistik), ilmu tentang cara-cara mengumpulkan, mentabulasi dan menggolongkan, menganalisis dan mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa angka.

2. Populasi dan sampel
1.    Populasi

Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dibedakan menjadi dua yaitu:

  1. Populasi samping, contoh apabila kita mengambil rumah tangga sebagai sampel, sedangkan yang diteliti adalah anggota rumah tangga yang bekerja sebagai PNS, maka seluruh rumah tangga adalah populasi sampling
  2. Populasi sasaran, sesuai dengan contoh di atas, maka seluruh PNS adalah populasi sasaran

2.    Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari semua unsur sampling dalam populasi samp
ling, dengan syarat:


  1. Harus meliputi seluruh unsur sampel
  2. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali
  3. Harus up to date
  4. Batas-batasnya harus jelas
  5. Harus dapat dilacak dilapangan

Ada empat faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan besar kecilnya sampel, antara lain:


  1. Degree of homogenity dari populasi, makin homogin populasi makin sedikit jumlah sampel yang diambil
  2. Pressisi yang dikehendaki, makin tinggi tingkat pressisi yang dikehendaki makin banyak jumlah sampel yang diambil
  3. Rencana analisa
  4. Tenaga biaya dan waktu

3.    Beberapa Teknik dalam Pengambilan Sampel

Ada beberapa teknik dalam pengambilan sampel, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi dua:

a.    Probability Sampling atau Random Sampling


  1. Simple random sampling, pengambilan sample secara acak sederhana, ialah sebuah sample yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elemen dari populasi mempunyai kesempatan yang sama  untuk dipilih menjadi sample. Metode yang digunakan dengan cara (1) undian (digoncang seperti arisan), (2) ordinal (angka kelipatan), (3)tabel bilangan random
  2. Proportionate stratified random sampling, misal dengan siswa sebagai sampelnya,…maka perlu ada kalsifikasi siswa berdasar strata (misal kelas I, II dan III)
  3. Disproportional stratified random sampling,..
  4. Area Sampling, teknik pengambilan sample berdasar wilayah
  5. Kluster sampling, teknik pengambilan sample berdasar gugus atau clusters, misal: sebuah penelitian ingin mengetahui pendapatan keluarga dalam suatu desa,  dengan berbagai klaster, missal dari segi pekerjaan: Tani, Buruh, PNS, Nelayan

b.    Non-Probability Sampling.

Non probability sampling terdiri dari:


  1. Sampling sistematis, yaitu memilih sampel dari suatu urutan daftar menurut urutan tertentu, missal tiap individu urutan no ke-n (10, 15, 20 dst)
  2. Sampling kuota, (quota sampling), teknik sampling yang didasarkan pada terpenuhinya jumlah sample yang diinginkan (ditentukan)
  3. Sampling aksidental, sample yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada, misalnya dengan menanyai siapa saja yang ditemui dijalan…untuk meminta pendapat tentang kenaikan harga sembako
  4. Purposive sampling, teknik pengambilan sample didasrkan atas tujuan tertentu. (orang yang dipilih betul-betul memiliki kriteria sebagai sampel)
  5. Sampling jenuh (sensus),
  6. Snowball sampling, dimulai dari kelompok kecil  yang diminta untuk menunjukkan kawan masing-masing. Kemudian kawan tersebut diminta untuk menunjukkan kawannya lagi dan seterusnya sampai secukupnya.

4.    Teknik Penentuan Jumlah Sampel

Salah satu cara untuk menentukan jumlah sample adalah dengan menggunakan rumus dari  Taro Yamane:

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMp1D24BYECgTtxjtPNs29DKycg0RBe5ZFws47WdP6AVASip3J5qNby3rOKh4V1VRvC6y-rGbcz1G65G3hrkp14nMd6nxPgerCydSR77xl5CwB5XQR44mL_g3teU976N6GZTbT_WZ9z3c/s1600/n.JPG
n= Jumlah sample,
N= Jumlah Populasi,
d² = Presisi yang inginkan (misal 5 % atau 10 %)

2 DATA

Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.
Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakanklasifikasi.
Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga didefinisikan sebagai berikut:
• Menurut kamus bahasa inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti fakta
• Dari sudut pandang bisnis, data bisnis adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian (transactions)yang terjadi
• Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi
intinya data itu adalah suatu fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan

3.      JENIS-JENIS SKALA PENGUKURAN STATISTIK
  Skala Pengukuran
Skala pengukuran : cara mengukur suatu varibel. Terdapat 4 jenis skala pengukuran, yakni :
a. Skala Nominal : angka yang diberikan pada objek/ variabel pengukuran hanya memiliki arti sebagai label saja (asal bisa dibedakan). Tidak memiliki tingkatan.
Contoh skala nominal :
No.
Jenis Kendaraan
Jumlah (Unit)
1.
Peugeuot
1,367
2.
Toyota
68,638
3.
Isuzu
20,521
4.
Daihatsu
15,721
5.
BMW
1,515
b. Skala Ordinal : angka yang diberikan pada objek/ variabel pengukuran mengandung pengertian tingkatan.
Contoh skala ordinal:
No.
Jenis Kendaraan
Jumlah (Unit)
1.
Toyota
68,638
2.
Isuzu
20,521
3.
Daihatsu
15,721
4.
BMW
1,515
5.
Peugeuot
1,367
c. Skala Interval : angka yang diberikan pada objek/ variabel pengukuran mengandung sifat ordinal ditambah sifat jarak/ interval.
Contoh skala interval :
Suhu udara dapat berkisar antara -4° hingga 40° C. Jika termometer menunjukkan 0° C, bukan berarti tidak ada suhu, tetapi hanya sebagai penunjuk bahwa suhu saat itu tergolong rendah.
d. Skala Rasio : angka yang diberikan pada objek/ variabel pengukuran mengandung sifat interval ditambah sifat yang mampu memberikan keterangan tentang nilai absolut variabel yang diukur. Artinya apabila menunjuk angka 0 (nol), maka berarti benar-benar nol, tidak ada, atau kosong.
Contoh skala rasio :
Jumlah komponen mesin yang diproduksi per batch adalah 1.000.000 komponen. Bila dalam suatu batch menunjukkan angka produksi 0, maka artinya adalah pada saat itu tidak dilakukan proses produksi sehingga tidak ada output produksi.


5. TIPE SKALA PENGUKURAN
1)      skala pengukuran untuk mengukur perilaku sosial dan kepribadian.
–    skala sikap
–    skala moral
–    test karakter
–    skala parstisipasi sosial
2)      skala pengukuran mengukur berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial.
skala untuk mengukur status sosial ekonomi, lembaga-lembaga sosial, kemasyarakatan, dan kondisi kerumahtanggaan.
Berikut ini metode-metode yang sering digunakan dalam pengukuran construct sikap, yaitu :
1. Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian, gejala atau fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa 
kata-kata.
Pernyataan Positif
Sangat Setuju  (SS)              =
Setuju  (S)                            =
Netral  (N)                            =
Tidak Setuju  (TS)               =
Sangat Tidak Setuju  (STS) =
Pernyataan Negatif
Sangat Setuju  (SS)              =
Setuju  (S)                            =
Netral  (N)                            =
Tidak Setuju  (TS)               =
Sangat Tidak Setuju  (STS) =
Keuntungan skala Likert adalah :
● Mudah dibuat dan diterapkan
● Terdapat kebebasan dalam memasukkan pertanyaan-pertanyaan, asalkan mesih sesuai dengan konteks permasalahan
● Jawaban suatu item dapat berupa alternative, sehingga informasi mengenai item tersebut diperjelas.
● Reliabilitas pengukuran bisa diperoleh dengan jumlah item tersebut diperjelas.
2. Skala Guttman

Skala Guttman merupakan skala kumulatif.
Jika seseorang menyisakan pertanyaan yang berbobot lebih berat, ia akan mengiyakan pertanyaan kirang berbobot lainnya. Skala Guttman disebut juga skala scalogram yang sangat baik untuk menyakinkan penelititentang kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut dengan attribut universal.
Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapatkan jawaban yang tegas. diantaranya : ‘ya’ dan ‘tidak’; ‘benar-salah’, dan lain-lain.
Contoh :
1. Apakah komentar saudara, jika Jokowi menjadi presiden?
1.)    Setuju
2.)    Tidak Setuju
Skala Guttman disamping dapat dibuat bentuk pilihan ganda dan bisa dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban responden dapat berupa skor tertinggi bernilai (1) dan skor terendah (0). Misalnya untuk jawaban Benar (1) dan Salah (0). Analisis dilakukan seperti pada Likert.
Contoh :
1. Saudara sudah menikah?
1.)    Sudah         (1)
2.)    Belum         (0)
4.      Semantic Differential

Skala pengukuran yang berbentuk Semantic Differensial dikembangkan oleh Osgood.Skala perbedaan semantik berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub), seperti: panas-dingin, popular-tidak popular, baik-tidak baik dan sebagainya. Karakteristik bipolar tersebut mempunyai tiga dimensi dasar sikap seseorang terhadap objek, yaitu :
a. Potensi, yaitu kekuatan atau atraksi fisik suatu objek
b. Evaluasi, yaitu hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan suatu objek
c. Aktivitas, yaitu tingkatan gerakan suatu objek
Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinu yang jawaban “sangat positifnya” terletak di bagian kanan garis, dan jawaban “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.
Contoh :
 Description: https://irmasafitri07.files.wordpress.com/2013/09/6a4d7-contoh2bbentuk2bskala2bsematik2bdiferensial.jpg?w=645
5.      Rating Scale
Dari ke tiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan Rating Scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
Rating Scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain.
Yang penting dalam Rating Scale adalah harus dapat mengartikan menafsirkan setiap skor yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item instrumen. Orang tertentu memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2 oleh orang tertentu belum tentu sama maknanya dengan orang lain yang juga memilih jawaban dengan angka 2.
Contoh :
Seberapa baik Televisi merk X?
Berilah jawaban angka            :
4 bila produk sangat baik
3 bila produk cukup baik
2 bila produk kurang baik
1 bila produk sangat tidak baik
Contoh skala rating dengan kuisioner, jawablah dengan melingkari interval jawaban. Misalnya
NO.
PERTANYAAN
INTERVAL JAWABAN
1.
Bagaimana kualitas gambar
4     3     2     1
2.
Bagaimana kualitas suara
4     3     2     1
3.
Bagaimana tampilan produk
4     3     2     1
4.
Bagaimana pelayanan purna jual
4     3     2     1

5. Skala Thurstone
Dikembangkan oleh L.L. Thurstone dari metode psikofisikal yang bertujuan untuk mengurutkan responden berdasarkan ciri atau kriteria tertentu. Skala Thurstone meminta responden untuk memilih pernyataan yang ia setujui dari beberapa pernyataan yang berbeda-beda. Pada umunya setiap item mempunyai asosiasinilai antara 1 sampai 10, tetapi nilai-nilainya tidak diketahui oleh responden. Pemberian nilai ini berdasarkan jumlah tertentupernyataan yang dipilih oleh responden mengenai angket tersebut.
Skala Thurstone disusun dalam interval yang mendekati sama besar (equal appearing interval). Perbedaan Skala Thurstone dengan Skala Likert adalah pada skaa Thurstone interval yang panjangnya sama memiliki intensitas kekuatan yang sama, sedangkan pada Skala Likert tidak perlu sama.
Prosedur dalam membuat skala Thurstone:

1. Peneliti mengumpulkan beratus-ratus pernyataan yang dipikirkan berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2. Pernyataan-pernyataan tsb kemudian dikumpulkan dan diminta untuk dinilai oleh 50-300 juri yang bekerja secara independen.
3. Juri diminta mengelompokkan pernyataa-pernyataan tsb dalam 11 kelompok, dan memberi skor 1 sampai 11. yang paling relevan diberi skor 1 dan yang paling tidak relevan diberi skor 11.
4. Pernyataan yang nilainya sangat menyebar dibuang sedangkan pernyataan-pernyataan yang mempunyai nilai yang agak bersamaan dari para juri digunakan dalam membuat skala. Nilai skala dari tiap pernyataan dihitung, yaitu median dari nilai-nilai yang telah diberikan oleh juri.
Hasil dari skala Thurstone adalah sejumlah pertanyaan, biasanya kira-kira 20 buah, yang mana posisi pertanyaan-pertanyaan tersebut telah diketahui berdasarkan penilaian juri.
Kekurangan dari skala Thurstone :
1. Terlalu banyak yang perlu dikerjakan untuk membuat skala oleh para juri.
2. Jika item yang disuruh cek pada responden jumlahnya lebih dari 2 maka nilai untuknya pada skala adalah median dari nilai-nilai yang terdapat pada skala yang telah dibuat.
3. Nilai pada skala yang dibuat para juri sangat dipengaruhi oleh sikap si juri sendiri terhadap masalah yang disuruh nilai.
6.SUMBER DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian. (http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-pengumpulan-data/). Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. (iahpradiati.wordpress.com/2011/01/28/aplikasi-tehnik-pengumpulan-data-riset-kuantitatif-dan-kualitatif-dalam-metode-eksperimen/).
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:1630 bahwa metode penelitian adalah cara yang dugunakn oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, sedangkan instrument penelitian adalah alat atau fasilitasyang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannyalebih mudah, dan hasilnya lebih baik,dalam arti lebih cermat,lengkap, dan sistematis sehinggalebih mudah diolah.
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instumen sebagi alat bantu dalam menggunakan metode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket ,perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya. (http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-pengumpulan-data/).
Menurut Suharmi Arikunto (2006:149) ada beberapa instrument yang namanya sama dengan metodenya,antarlain adalah:
1)      Instrument untuk metode tes adalah tes atau soal tes
2)      Instrument untuk metode angaket atau kuesioner adalah angket atau kuesioner
3)      Instrument untuk metode observasi adalah chek – list
4)      Instrument untuk metode observasi adalah pedoman observasi atau dapat juga chek – list
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pengertian pengumpulan data dan instrumen penelitian adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengungkap berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat dengan menggunakan berbagai cara dan metode  agar proses ini berjalan secara sisitematis dan lebih dapat dipertanggung jawabkan kevaliditasnya
TEKNIK PENGUMPULAN DATA PENELITIAN KUANTITATIF
Pengumpulan data penelitian kuantitatif merupakan pengumpulan data yang datanya bersifat angka – angka statistik yang dapat di kuantifikasi. Data tersebut berbentuk variabel – variable dan operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu misalnya skala nominal,ordinal,interval dan ratio,Jonathan Sarwono dalam (2006:259). 
Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.
Menurut Sutrisno Hadi dalam  (http://www.slideshare.net/NastitiChristianto/teknik-analisis-data-kuantitatif-dan-kualitatif), mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:
1.      Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri
2.      Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya
3.      Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si peneliti.
 Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka maupun lewat telepon.
1. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.
 2. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Adapun contohnya adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibuk terhadap kebijakan pemerintah
Kuesioner
Menurut Iskandar dalam (http://www.slideshare.net/NastitiChristianto/teknik-analisis-data-kuantitatif-dan-kualitatif) Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Menurut Uma sekaran dalam (http://www.slideshare.net/NastitiChristianto/teknik-analisis-data-kuantitatif-dan-kualitatif) mengungkapkan beberapa prinsip penulisan angket yaitu sebagai berikut:
1. Prinsip penulisan angket
1) Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
2) Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
3) Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak terstruktur),  dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan negatif.
4) Pertanyaan tidak mendua
5) Tidak menanyakan yang sudah lupa
6) Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
7) Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
8) Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit

Observasi
Menurut (Arikunto, 2006: 229) dalam http://www.slideshare.net/NastitiChristianto/teknik-analisis-data-kuantitatif-dan-kualitatif menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen pertimbangan kemudian format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kepada skala bertingkat. Misalanya memperhatikan reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut, tetapi juga menilai reaksi tersebut apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki

TEKNIK PENGUMPLAN DATA KUALITIATIF
Teknik pengumpulan data kualitatif merupakan pengumpulan data yang datanya bersifat deskriptif maksudnya data berupa gejala – gejala yang di kategorikan ataupu dalam bentuk lainnya seperti foto,dokumen,artefak, dan catatan – catatan lapangan saat penelitian dilaksanakan, Jonathan Sarwono dalam ( 2006:259).
Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu; wawancara, observasi, dokumentasi, dan  diskusi terfokus (Focus Group Discussion). Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Sebelum masing-masing teknik tersebut diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan di sini bahwa hal sangat penting  yang harus dipahami oleh setiap peneliti adalah alasan mengapa masing-masing teknik tersebut dipakai, untuk memperoleh informasi apa, dan pada bagian fokus masalah mana yang memerlukan teknik wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi, mana yang harus kedua-duanya dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis informasi yang diperoleh. 
Wawancara
Menuurut Emzir dalam (iahpradiati.wordpress.com/2011/01/28/aplikasi-tehnik-pengumpulan-data-riset-kuantitatif-dan-kualitatif-dalam-metode-eksperimen/) Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.

Observasi
Menurut (Guba dan Lincoln, 1981: 191-193) dalam iahpradiati.wordpress.com/2011/01/28/aplikasi-tehnik-pengumpulan-data-riset-kuantitatif-dan-kualitatif-dalam-metode-eksperimen/, Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Dokumen
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna (Faisal, 1990: 77) dalam  iahpradiati.wordpress.com/2011/01/28/aplikasi-tehnik-pengumpulan-data-riset-kuantitatif-dan-kualitatif-dalam-metode-eksperimen/.

Focus Group Discussion
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group Discussion), yaitu upaya  menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif. (iahpradiati.wordpress.com/2011/01/28/aplikasi-tehnik-pengumpulan-data-riset-kuantitatif-dan-kualitatif-dalam-metode-eksperimen/
Dasar filosofi dari penelitian kualitatif menurut Suharsimi Arikunto (2006:14) adalah
1)      Fenomenalogis
2)      Interaksi simbolik
3)      Kebudayan
4)      Antropologi
Menurut Suharsimi Arikunto karakteristik penelitian kualitatif adalah:
1)      Mempunyai sifat induktif
2)      Melihat setting secara keseluruhan atau holistic
3)      Memahami responden dari pandangan responden sendiri
4)      Menekankan validitas
5)       Mengutamakan proses dari pada hasil
6)      Menggunakan non probabilitas sampling.

Perbedaan teknik penelitian kuantitatif dan kualitati adalah (suharsimi, 2006:13) :
NO
PENELITIAN KUANTITATIF
PENELITIAN KUALITATIF
1
Kejelasan unsur tujuan pendekatan,subjek,dan rinci sejak awal
Kejelasan unsure,subjek,sampel,sumber data tidak mantab,fleksible,berkembangnya sambil jln
2
Langkah penelitian,segala suatu direncankan ampi matang ketika persiapan disusun
Langkah penelitian barudiketahui dengan mantab dan jelas setelah penelitian selesei
3
Dapat menggunakan sampel dan hasil penelitiannya diberlakukan populasi
Tidak dapat menggunakan pendekatan populasi dan sampel
4
Hipotesis ( jika memang petrlu) :
a)      Mengajukan hepotesis yang akan di uji dalam penelitian
b)      Hipotesis menentukan hasil yang diramalkan
Hipotesis :
Tidak menggunakan hepotesis sebelumnya tetapi dapat lahir selama penelitian berlangsung
5
Desain : dalam desain jelas langkah – langkah penelitian dan hasil yang diharapkan
Desain : dedsain penelitiannya aadalah fleksible dengan langkah dan hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya
6
Pengumpulan data: kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan
Pengumpulan data: kegiatan pengumpulan dataselalau harus dilakukan sendiri oleh peneliti
7
Analisis data: dilakukan setelah semua data terkumpul
Analisis data: dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data


6.      MACAM-MACAM PENYAJIAN DATA
 Penyajian Data dalam Bentuk Tabel

Misalkan, hasil ulangan Bahasa Indonesia 37 PSP fakultas peternakan disajikan dalam tabel di bawah. Penyajian data pada Tabel 1.1 dinamakan penyajian data sederhana. Dari tabel 1.1, Anda dapat menentukan banyak siswa yang mendapat nilai 9, yaitu sebanyak 7 orang. Berapa orang siswa yang mendapat nilai 5? Nilai berapakah yang paling banyak diperoleh siswa?

Jika data hasil ulangan bahasa Indonesia itu disajikan dengan cara mengelompokkan data nilai siswa, diperoleh tabel frekuensi berkelompok seperti pada Tabel 2.. Tabel 2. dinamakan Tabel Distribusi Frekuensi.

Tabel 1. Penyajian data sederhana

Nilai
Frekuensi
2
7
4
3
5
5
6
4
7
10
9
7
10
1

Tabel 2. Tabel Distribusi Frekuensi

Interval Kelas
Turus
Frekuensi
1–2
EB
7
3–4
C
3
5–6
EC
8
7–8
EE
10
9–10
EC
8
Jumlah
37

2. Penyajian Data dalam Bentuk Diagram

Kerapkali data yang disajikan dalam bentuk tabel sulit untuk dipahami. Lain halnya jika data tersebut disajikan dalam bentuk diagram maka Anda akan dapat lebih cepat memahami data itu. Diagram adalah gambar yang menyajikan data secara visual yang biasanya berasal dari tabel yang telah dibuat. Meskipun demikian, diagram masih memiliki kelemahan, yaitu pada umumnya diagram tidak dapat memberikan gambaran yang lebih detail.



a. Diagram Batang

Diagram batang biasanya digunakan untuk menggambarkan data diskrit (data cacahan). Diagram batang adalah bentuk penyajian data statistik dalam bentuk batang yang dicatat dalam interval tertentu pada bidang cartesius.

Ada dua jenis diagram batang, yaitu
  1. diagram batang vertikal, dan
  2. diagram batang horizontal.
Contoh Soal 1 :

Selama 1 tahun, toko "Anggo" mencatat keuntungan setiap bulan sebagai berikut.

Tabel 3. Keuntungan Toko "Anggo" per Bulan (dalam jutaan rupiah)

Bulan ke
2,5
1,8
2,6
4,2
3,5
3,3
4,0
5,0
2,0
4,2
6,2
6,2
Keuntungan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12


a. Buatlah diagram batang vertikal dari data tersebut.
b. Berapakah keuntungan terbesar yang diperoleh Toko "Anggo" selama 1 tahun?
c. Kapan Toko "Anggo" memperoleh keuntungan yang sama selama dua bulan berturut-turut?

Penyelesaian :

a. Diagram batang vertikal dari data tersebut, tampak pada gambar berikut.
Description: diagram batang vertikal
Gambar 1. Diagram batang vertikal Keuntungan Toko "Anggo" per Bulan (dalam jura rupiah)


b. Diagram Garis

Pernahkah Anda melihat grafik nilai tukar dolar terhadap rupiah atau pergerakan saham di TV? Grafik yang seperti itu disebut diagram garis. Diagram garis biasanya digunakan untuk menggambarkan data tentang m keadaan yang berkesinambungan (sekumpulan data kontinu). Misalnya, jumlah penduduk setiap tahun, perkembangan berat badan bayi setiap bulan, dan suhu badan pasien setiap jam.

Seperti halnya diagram batang, diagram garis pun memerlukan sistem sumbu datar (horizontal) dan sumbu tegak (vertikal) yang saling berpotongan tegak lurus. Sumbu mendatar biasanya menyatakan jenis data, misalnya waktu dan berat. Adapun sumbu tegaknya menyatakan frekuensi data. Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat diagram garis adalah sebagai berikut.
  1. Buatlah suatu koordinat (berbentuk bilangan) dengan sumbu mendatar menunjukkan waktu dan sumbu tegak menunjukkan data pengamatan.
  2. Gambarlah titik koordinat yang menunjukkan data pengamatan pada waktu t.
  3. Secara berurutan sesuai dengan waktu, hubungkan titiktitik koordinat tersebut dengan garis lurus.

Description: diagram garis
Gambar 2. Diagram garis berat badan bayi sejak usia 0 bulan–9 bulan
b. Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa berat badan bayi menurun pada usai 8 sampai 9 bulan.
c. Berat badan bayi tetap pada usia 5 sampai 6 bulan. Darimana Anda memperoleh hasil ini? Jelaskan.

Observasi: Interpolasi dan Ekstrapolasi Data

Anda dapat melakukan observasi terhadap kecenderungan data yang disajikan pada suatu diagram garis. Dari observasi ini, Anda dapat membuat perkiraan-perkiraan dengan cara interpolasi dan ekstrapolasi. Hal ini ditempuh dengan mengganti garis patah pada diagram garis menjadi garis lurus. Interpolasi data adalah menaksir data atau memperkirakan data di antara dua keadaan (misalnya waktu) yang berurutan. Misalkan, dari gambar grafik Contoh soal 2. dapat diperkirakan berat badan bayi pada usia 5,5 bulan. Coba Anda amati grafik tersebut, kemudian tentukan berat badan bayi pada usia 5,5 bulan.

Ekstrapolasi data adalah menaksir atau memperkirakan data untuk keadaan (waktu) mendatang. Cara yang dapat dilakukan untuk ekstrapolasi adalah dengan memperpanjang ruas garis terujung ke arah kanan. Misalkan, dari gambar grafik soal 2. dapat diperkirakan berat badan bayi pada usia 10 bulan. Jika garis lurus sudah ditentukan, Anda dapat menentukan interpolasi data. Untuk ekstrapolasi data, Anda harus berhati-hati. Menurut diagram garis, berapa kira-kira berat badan bayi pada usia 10 bulan? Berikan alasan Anda.

c. Diagram Lingkaran

Untuk mengetahui perbandingan suatu data terhadap keseluruhan, suatu data lebih tepat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran. Diagram lingkaran adalah bentuk penyajian data statistika dalam bentuk lingkaran yang dibagi menjadi beberapa juring lingkaran.

Langkah-langkah untuk membuat diagram lingkaran adalah sebagai berikut.
  1. Buatlah sebuah lingkaran pada kertas.
  2. Bagilah lingkaran tersebut menjadi beberapa juring lingkaran untuk menggambarkan kategori yang datanya
  3. telah diubah ke dalam derajat.

Tingkat Pendidikan
Banyaknya Siswa
SD
SMP
SMA
175
600
 225

a. Buatlah diagram lingkaran untuk data tersebut.
b. Berapa persen siswa yang menyelesaikan sekolah sampai pada tingkat SMP?
c. Berapa persen siswa yang menyelesaikan sekolah sampai pada tingkat SMA?

Pembahasan :

a. Jumlah seluruh siswa adalah 1.000 orang. Seluruh siswa diklasifikasikan menjadi 5 katagori: SD = 175 orang, SMP = 600 orang, dan SMA = 225 orang.

• Siswa SD = (175/1.000) x 100% = 17,5%
Besar sudut sektor lingkaran = 17,5% × 360° = 63°

• Siswa SMP = (600/1.000) x 100% = 60%
Besar sudut sektor lingkaran = 60% × 360° = 216°

• Siswa SMA= (225/1.000) 100% = 22,5%
Besar sudut sektor lingkaran = 22,5% × 360° = 81°

Diagram lingkaran ditunjukkan pada Gambar 3.
Description: diagram lingkaran
Gambar 3. Diagram lingkaran banyaknya siswa di suatu kabupaten menurut tingkat sekolah pada tahun 2007


a. Tabel Distribusi Frekuensi

Data yang berukuran besar (n > 30) lebih tepat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, yaitu cara penyajian data yang datanya disusun dalam kelas-kelas tertentu.

Langkah-langkah penyusunan tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut.

• Langkah ke-2 menentukan banyak interval (K) dengan rumus "Sturgess" yaitu: K= 1 + 3,3 log n dengan n adalah banyak data. Banyak kelas harus merupakan bilangan bulat positif hasil pembulatan.
• Langkah ke-3 menentukan panjang interval kelas (I) dengan menggunakan rumus:

I = J/K

• Langkah ke-4 menentukan batas-batas kelas. Data terkecil harus merupakan batas bawah interval kelas pertama atau data terbesar adalah batas atas interval kelas terakhir.
• Langkah ke-5 memasukkan data ke dalam kelas-kelas yang sesuai dan menentukan nilai frekuensi setiap kelas dengan sistem turus.
• Menuliskan turus-turus dalambilangan yang bersesuaian dengan banyak turus.

Tabel 4. Tabel distribusi frekuensi

Interval Kelas
Turus
Frekuensi
16–25
E
5
26–35
C
3
36–45
ED
9
46–55
EE
10
56–65
EA
6
66–75
B
2
Jumlah
35

Cara II: Batas atas kelas terakhir diambil datum terbesar. Amati Tabel 5.

Tabel 5. Tabel distribusi frekuensi

Interval Kelas
Turus
Frekuensi
15–24
C
3
25–34
E
5
35–44
ED
9
45–54
EC
8
55–64
EC
8
65–74
B
2
Jumlah
35

Dari tabel tampak frekuensi paling sedikit dalam interval 65–74. Artinya, berat badan antara 65 kg dan 74 kg ada 2 orang. Perhatikan interval kelas yang pertama, yaitu 15–24. 15 disebut batas bawah dan 24 disebut batas atas. Ukuran 15–24 adalah hasil pembulatan, ukuran yang sebenarnya terletak pada 14,5–24,5. 14,5 disebut tepi bawah kelas (batas bawah nyata) dan 24,5 disebut tepi atas kelas (batas atas nyata) pada interval kelas 15–24.

Dalam menentukan tepi bawah kelas dan tepi atas kelas pada setiap interval kelas, harus diketahui satuan yang dipakai. Dengan demikian, untuk tepi bawah kelas adalah batas bawah kelas dikurangi 1/2 satuan ukuran. Jadi, tepi kelas dari interval kelas 15–24 menjadi 14,5–24,5.

b. Frekuensi Relatif dan Kumulatif

Frekuensi yang dimiliki setiap kelas pada tabel distribusi frekuensi bersifat mutlak. Adapun frekuensi relatif dari suatu data adalah dengan membandingkan frekuensi pada interval kelas itu dengan banyak data dinyatakan dalam persen. Contoh: interval frekuensi kelas adalah 20. Total data seluruh interval kelas = 80 maka frekuensi relatif kelas ini adalah 20/8 = ¼, sedangkan frekuensi relatifnya adalah ¼ × 100% = 25%.

Dari uraian tersebut, dapatkah Anda menyatakan rumus frekuensi relatif? Cobalah nyatakan rumus frekuensi relatif dengan kata-kata Anda sendiri.

Frekuensi relatif dirumuskan sebagai berikut.

Frekuensi relatif kelas ke-k = frekuensi kelas ke-k / banyak data

Frekuensi kumulatif kelas ke-k adalah jumlah frekuensi pada kelas yang dimaksud dengan frekuensi kelas-kelas sebelumnya.

Ada dua macam frekuensi kumulatif, yaitu
  1. frekuensi kumulatif "kurang dari" ("kurang dari" diambil terhadap tepi atas kelas);
  2. frekuensi kumulatif "lebih dari" ("lebih dari" diambil terhadap tepi bawah kelas).
Tepi atas = batas atas + ½ satuan pengukuran

Tepi bawah = batas bawah - ½ satuan pengukuran


c. Histogram dan Poligon Frekuensi

Histogram merupakan diagram frekuensi bertangga yang bentuknya seperti diagram batang. Batang yang berdekatan harus berimpit. Untuk pembuatan histogram, pada setiap interval kelas diperlukan tepi-tepi kelas. Tepi-tepi kelas ini digunakan unntuk menentukan titik tengah kelas yang dapat ditulis sebagai berikut.



Tablel 6. Tabel distribusi frekuensi hasil ujian matematika PSP fakultas peternakan

Kelas Interval
Frekuensi
21–30
2
31–40
3
41–50
11
51–60
20
61–70
33
71–80
24
81–90
7
100

Jawaban :

Description: histogram
Gambar 4. Histogram hasil ujian matematika Kelas PSP fakultas peternakan
d. Ogive (Ogif)

Grafik yang menunjukkan frekuensi kumulatif kurang dari atau frekuensi kumulatif lebih dari dinamakan poligon kumulatif.

Untuk populasi yang besar, poligon mempunyai banyak ruas garis patah yang menyerupai kurva sehingga poligon frekuensi kumulatif dibuat mulus, yang hasilnya disebut ogif.

Ada dua macam ogif, yaitu sebagai berikut.

a. Ogif dari frekuensi kumulatif kurang dari disebut ogif positif.
b. Ogif dari frekuensi kumulatif lebih dari disebut ogif negatif.

Tabel 7. Tabel distribusi frekuensi kumulatif "kurang dari" tentang nilai ulangan Biologi Kelas PSP fakultas peternakan
Nilai
Frekuensi
< 20,5
0
< 30,5
2
< 40,5
5
< 50,5
16
< 60,5
36
< 70,5
69
< 80,5
93
< 90,5
100

Tabel 8. Tabel distribusi frekuensi kumulatif "lebih dari" tentang nilai ulangan Biologi PSP fakultas peternakan.

Nilai
Frekuensi
> 20,5
100
> 30,5
98
> 40,5
95
> 50,5
84
> 60,5
64
> 70,5
31
> 80,5
7
> 90,5
0

a. Buatlah ogif positif dan ogif negatif dari tabel tersebut.
b. Berapakah jumlah siswa yang mempunyai nilai Biologi kurang dari 85?
c. Berapakah jumlah siswa yang mempunyai berat badan lebih dari 40?

Pembahasan :

a. Ogif positif dan ogif negatif dari tabel tersebut tampak pada gambar 5.
Description: kurva ogif positif dan negatif
Gambar 5. Kurva ogif positif dan negatif nilai ulangan Biologi Kelas PSP fakultas peternakan.
b. Dari kurva ogif positif, tampak siswa yang mempunyai nilai kurang dari 85 adalah sebanyak 93 orang.
c. Dari kurva ogif negatif, tampak siswa yang mempunyai nilai lebih dari 40 adalah sebanyak 96 orang.







7.      HIPOTESIS PENELITIANA.

Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hipo artinya dibawah dan tesis artinyakebenaran.
Dengam demikian, hipotesis berarti di bawah kebenaran ataukebenaran yang masih rendah sehingga diperlukan pengujian untuk membuktikan kebenarannya.
Dalam metodologi penelitian hipotesisdidefinisikan sebagai dugaan atau jawaban sementara dari ruusan masalah yangdiajukan dan harus dijui kbenarannya melalui pengumpulan dan pengolahandata (analisis data). Menurut Surakhmad (1980:69), menguji hipotesis berartimeneliti apakah hipotesis itu tepat atau tidak dapat diterima sebagai jawabanyang tepat, bukan membuktikan bahwa hipotesis itu benar

.Secara garis besar, kegunaan hipotesa adalah

Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerjapenelitianb.

Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta yangkadangkala hilang begitu saja dari pehatian penelitic.

Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai beraitanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruhd.

Sebagai panduan dalam pengujian serta penyeuaian dengan fakta dan antarfaktaTinggi rendahnya kegunaan hipotesa tergantung pada:1.

Pengamatan yang tajam peneliti2.

Imajinasi serta pemikiran kreatif peneliti3.

Kerangka analisa yang digunakan oleh peneliti4.

Metode serta desain penelitian yang dipilih peneliti

Hipotesis sebaiknya dibuat sebelum peneliti terjun ke lapanganmengumpulkan data yang diperlukan, karena dua alasan yaitu:1.

Hipotesis yang baik menunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmupengetahuan yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan2.

Hipotesis dapat member arah dan petunjuk tentang pengambilan data danposes interpretasinyaDalam penelitian, seorang peneliti yang menuliskan hipotesis denganbaik mempunyai beberapa tujuan diantaranya:a.

Menyediakan keterangan secara sementara terhadap gejala danmemungkinkan untuk pengembangan ilmu pengetahuanb.

Menyediakan para peneliti dengan pernyataan hubungan antarvariabel yangdapat diuji kebenarannyac.

Memberikan arah yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukanpenelitiand.

Memberikan kisi-kisi laporan untuk melaporkan kesimpulan studiCiri-ciri hipotesa yang baik:a.

Hipotesa harus menyatakan hubunganb.

Harus sesuai dengan faktac.

Harus berhubungan dengan ilmu serta sesuai dan tumbuh dengan ilmupengetahuand.

Harus dapat diujie.

Harus sederhanaf.

Harus bisa menerangkan hubunganSuatu pedoman yang dapat digunakan untuk merumuskan hipotesisadalah:1.

Hipotesis dinyatakan sebagai hubungan antara variabel-variabel2.

Hipotesis dinyatakan dengan kalimat pernyataan, bukan dalam kalimattanya. Apabila hipotesis telah diuji dan terbukti kebenarannya, hipotesa


Comments

Popular posts from this blog

ANTI KEMPAL DAN POTASIUM BROMAT

siklus ekonomi indonesia